Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berisiko melemah pada Rabu (17/5/2023) seiring dengan potensi penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah dibuka berfluktuatif untuk perdagangan hari ini. Namun, rupiah berisiko melemah.
"Rupiah diperkirakan ditutup melemah pada rentang Rp14.850-Rp15.020 per dolar AS," jelasnya dalam publikasi riset.
Pada Rabu (17/5/2023) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,33 persen atau turun 48,5 poin. Hal tersebut terjadi di tengah kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,37 persen ke 102,78 dari posisi pembukaannya 102,43.
Bersama dengan rupiah, sebagian besar mata uang Asia lainnya juga melemah. Penurunan terdalam dialami oleh ringgit Malaysia yang terkoreksi 0,60 persen. Yen Jepang menyusul dengan koreksi 0,43 persen.
Baht Thailand juga melemah 0,38 persen dan yuan China naik 0,35 persen. Adapun sejumlah mata uang yang menguat adalah won Korea Selatan sebesar 0,07 persen dan dolar Hong Kong naik 0,05 persen.
Baca Juga
Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar bertahan kuat pada Rabu karena para trader memangkas taruhan pada pergerakan greenback ke depan. Dolar AS sebagai salah satu aset safe haven sendiri diuntungkan oleh risiko keraguan AS yang meningkat di tengah kekhawatiran gagal bayar yang masih ada.
“Kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat yuan China tenggelam melewati level kunci,” kata Ibrahim dalam riset, Rabu (17/5/2023).
Dari dalam negeri, target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 yang mencapai 5,3 persen sampai dengan 5,7 persen dinilai terlalu tinggi dan kurang realistis. Kondisi perekonomian tahun depan memang diprediksi lebih baik daripada tahun ini.
Indikator ekonomi seperti belanja pemerintah dan konsumsi domestik diestimasi naik di tengah geliat perekonomian menjelang Pemilihan Umum 2024. Di sisi lain, data historis menunjukkan pertumbuhan ekonomi cenderung tertahan ketika momentum pesta demokrasi.
“Meskipun begitu, gejolak perekonomian yang terjadi pada tahun ini masih mungkin berbekas hingga tahun depan. Lalu, gelaran Pemilu cenderung membuat para investor dan pengusaha menunggu, sehingga mungkin terjadi perlambatan realisasi investasi,” kata Ibrahim.
Pukul 09.24 WIB, rupiah turun 55 poin atau 0,37 persen menjadi Rp14.923,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS stagnan di 103,58.