Bisnis.com, JAKARTA - Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyetujui rencana untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback sebanyak-banyaknya Rp4 triliun.
Presiden Direktur ADRO Garibaldi 'Boy' Thohir mengatakan pemegang saham menyetujui rencana pembelian kembali saham ADRO berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 30/POJK.04/2017 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.
"Periode pembelian kembali saham adalah 18 bulan, terhitung sejak tanggal 12 Mei 2023," kata Garibaldi di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Sebagai informasi, jumlah pembelian kembali saham ADRO ini tidak akan melebihi 10 persen dari modal ditempatkan ADRO atau sampai dengan jumlah maksimal sesuai ketentuan POJK No. 2/2013.
Pembelian kembali saham ini wajib diselesaikan paling lama 18 bulan setelah tanggal RUPST yang menyetujui pembelian kembali saham. Mengingat RUPST akan dilakukan pada 11 Mei 2023, dan apabila agenda buyback disrtujui pada RUPST, maka pembelian kembali saham akan dilakukan terhitung sejak tanggal 12 Mei 2023.
Sebelumnya, pada tahun 2021, ADRO telah melakukan buyback dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berdasarkan POJK 2/2013. Periode pembelian kembali saham tersebut dilakukan dalam 4 kali masa perpanjangan dengan periode yang terakhir adalah 16 September 2022 sampai dengan 16 Desember 2022.
Baca Juga
Pada periode tersebut, ADRO telah melakukan pembelian kembali saham sebesar 1 miliar saham atau 3,13 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ADRO.
Pada tahun 2023, ADRO kembali melakukan pembelian kembali saham ADRO dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berdasarkan POJK 2/2013 sejak 15 Februari 2023 sampai dengan 15 Mei 2023. Pada periode ini, ADRO telah melakukan pembelian kembali saham sebesar 20,50 juta saham atau 0,06 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ADRO.
Total jumlah saham yang telah dilakukan pembelian kembali sampai dengan pengumuman keterbukaan informasi ini disampaikan adalah sebesar 1,02 miliar saham atau 3,19 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ADRO.
Manajemen melanjutkan, tata waktu pelaksanaan pembelian kembali saham berdasarkan POJK 30/2017 ini tidak akan beririsan dengan tata waktu buyback saham dalam kondisi pasar yang berfluktuasi berdasarkan POJK 2/2013 yang saat ini dilakukan Perseroan.
Untuk itu, ADRO akan melakukan keterbukaan informasi terkait dengan penghentian pelaksanaan pembelian kembali saham berdasarkan POJK 2/2013 setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam RUPST.
Chief Financial Officer Adaro Lie Luckman menuturkan perusahaan belum bisa merinci berapa jumlah saham yang telah dibeli kembali dalam aksi buyback di awal tahun ini.
"Total [saham] yang sudah dibeli kembali saya tidak hafal, karena akan bergerak terus," ucapnya.