Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan pada pembukaan perdagangan Selasa (9/5/2023) di posisi 6.762,14 setelah menutup perdagangan kemarin di zona merah ke posisi 6.769,63. Mayoritas saham big caps terpantau terkoreksi.
IHSG melemah 0,11 persen pada pembukaan dan sempat menyentuh level terendah 6.748,00 sesaat setelah pembukaan. Sampai pukul 09.02 WIB, sebanyak 166 emiten mengawali perdagangan di zona hijau, 129 emiten di zona merah, dan 208 lainnya masih bertengger di harga yang sama dibandingkan dengan penutupan kemarin.
Indeks-indeks sektoral dibuka bervariasi dengan pelemahan terdalam sejauh ini dialami indeks teknologi sebesar 0,38 persen. Indeks konsumer non-cyclical juga melemah 0,28 persen dan sektor energi turun 0,23 persen.
Sementara itu, indeks sektor kesehatan menguat 0,54 persen, transportasi naik 0,45 persen, dan sektor industri dasar menguat 0,45 persen.
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, mayoritas berada di zona merah dengan koreksi terdalam dialami PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) sebesar 1,33 persen ke harga Rp20.400.
Selanjutnya PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) turun 1,12 persen, BBRI dan BMRI kompak melemah 0,49 persen, dan ASII turun 0,41 persen. Hanya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang dibuka stagnan di Rp2.270 per sahamnya.
Baca Juga
Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG berpeluang mengalami technical rebound pada perdagangan hari ini jika bertahan di atas level 6.760. Dengan demikian, terdapat kecenderungan IHSG menutup gap tersebut sebelum dapat mencatatkan pembalikan arah.
Potensi rebound juga didukung oleh sejumlah data makro domestik yang solid. Pertama adalah realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2023 sebesar 5,03 persen yoy yang lebih tinggi dari perkiraan dan kondisi cadangan devisa sebesar US$144,2 miliar per akhir April 2023. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk memenuhi 6,4 bulan impor atau di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.
Pada Selasa (9/5/2023), fokus pelaku pasar tampaknya tertuju pada rilis data Indonesia Consumer Confidence Index per April 2023 dan dari eksternal adalah realisasi ekspor dan impor China April 2023.