Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tekstil milik konglomerat keluarga Lukminto, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex berhasil menekan rugi bersih hingga 74,53 persen menjadi US$9,92 juta atau setara Rp148,64 miliar (estimasi kurs Jisdor 31 Maret Rp14.977 per dolar AS) di kuartal I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, SRIL membukukan penurunan penjualan bersih dari US$181,35 juta menjadi US$86,91 juta atau setara dengan Rp1,30 triliun. Secara persentase, penjualan bersih turun sebesar 52,07 persen.
Penjualan tersebut ditopang oleh segmen domestik sebesar US$45,85 juta dan ekspor sebesar US$41,06 juta. Kedua segmen terdiri atas produk benang, kain jadi, pakaian jadi dan kain mentah. Tidak terdapat penjualan kepada setiap pihak berelasi yang melebihi 10 persen dari jumlah penjualan.
Seiring dengan penurunan penjualan, beban pokok juga turun drastis sebesar 57,10 persen menjadi US$82,54 juta atau setara Rp1,23 triliun dari US$192,44 juta periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu beban penjualan turun menjadi US$5,16 juta setara Rp77,35 miliar dam beban umum dan administrasi sebesar US$5,94 juta atau setara Rp89,02 miliar
Alhasil rugi bersih SRIL susut menjadi US$9,92 juta atau setara Rp148,64 miliar. Angka ini turun 74,53 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$38,97 juta atau setara Rp583,78 miliar. Rugi per saham juga berhasil ditekan menjadi US$0,0005 dari sebelumnya sebesar US$0,0019.
Baca Juga
Kemudian SRIL juga membukukan liabilitas US$1,53 miliar atau setara Rp23,03 triliun per Maret 2023 dengan rincian liabilitas jangka panjang sebesar US$1,45 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp79,35 juta. Kemudian jumlah defisit modal US$789,74 juta. Sementara aset SRIL tercatat sebesar Rp748,01 juta.
Sementara itu, sepanjang 2022 SRIL mencatatkan penjualan sebesar US$524,52 juta setara Rp8,17 triliun turun 38,11 persen dibandingkan dengan 2021 yang membukukan penjualan US$847,52 juta setara Rp13,21 triliun.
Penurunan penjualan emiten tekstil tersebut juga dibarengi dengan penurunan beban pokok penjualan. Tercatat beban pokok penjualan perseroan turun 35,01 persen menjadi US$791,08 juta dari US$1,21 miliar tahun 2021.
SRIL mampu memangkas rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$395,56 juta atau Rp6,16 triliun per akhir tahun 2022, dari sebelumnya rugi sebesar US$1,07 miliar pada akhir 2021.