Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) ditutup stagnan seiring dengan tanggal cum dividen pada hari ini, Senin (8/5/2023).
Cum dividen atau cum date ialah tanggal yang menentukan investor berhak atas dividen dari suatu saham. Daftar pemegang saham yang ada pada tanggal cum dividen nantinya akan mendapat kucuran dividen dari emiten.
Hari ini, saham BYAN ditutup stagnan di level Rp20.675, setelah bergerak di rentang Rp20.275-Rp20.800. Kapitalisasi pasarnya Rp689,17 triliun dengan valuasi PER 27,31 kali. Sepanjang 2023, saham BYAN terkoreksi 1,55 persen.
BYAN akan membagikan dividen final untuk tahun buku 2022 senilai total US$800 juta atau setara Rp11,8 triliun (kurs Jisdor Rp14.751 per dolar AS). Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada hari ini.
"Tanggal pembayaran dividen pada 23 Mei 2023," jelas manajemen BYAN dalam keterangan tertulis.
Direktur BYAN Jenny Quantero mengatakan total dividen BYAN yang akan dibagikan untuk tahun buku 2022 sejumlah US$1,8 miliar, di mana US$1 miliar telah dibagikan BYAN sebagai dividen interim pada Januari lalu.
Baca Juga
"Saat itu dibagikan US$0,030 per saham. Untuk finalnya kami bagikan US$800 juta lagi, atau setara US$0,024 per saham," kata Jenny di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Apabila mengacu pada kurs Jisdor per 27 April 2023, maka dividen per saham yang akan dibagikan oleh BYAN adalah sebesar Rp354,024 per saham.
Sebagaimana diketahui, BYAN mencetak laba bersih sebesar US$2,17 miliar atau setara Rp33,6 triliun sepanjang 2022. BYAN membukukan pendapatan sebesar US$4,7 miliar atau setara Rp72,6 triliun, meningkat 64,91 persen dibanding 2021 yang sebesar US$2,85 miliar.
Dengan laba bersih dan total dividen tersebut, maka dividen payout ratio BYAN diperkirakan sebesar 82,9 persen dari laba bersih 2022.
Adapun Jenny menuturkan dividen BYAN akan dibagikan sesuai dengan peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI), paling lama 30 hari setelah RUPS.