Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jejak Kepulan Dividen Gudang Garam (GGRM) Jelang RUPS Hari Ini

Emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) bakal menggelar RUPST pada hari ini, Rabu (25/6/2025), di Kediri, Jawa Timur.
Investor memantau saham PT Gudang Garam Tbk.(GGRM) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor memantau saham PT Gudang Garam Tbk.(GGRM) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) bakal menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada hari ini, Rabu (25/6/2025), di Kediri, Jawa Timur. 

RUPST Gudang Garam akan membahas delapan mata acara. Salah satunya, persetujuan penetapan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku 2024. Untuk kinerja tahun buku 2024, Gudang Garam mencatatkan laba bersih sebesar Rp980,8 miliar sepanjang 2024.

Torehan laba bersih itu anjlok 81,58% dibandingkan dengan capaian laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp5,32 triliun. Nilai laba bersih GGRM pada 2024 tercatat menjadi yang paling rendah dibandingkan dengan 4 tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,64 triliun pada 2020, Rp5,6 triliun pada 2021, Rp2,77 triliun pada 2022, dan Rp5,32 triliun pada 2023. 

Capaian itu sejalan dengan pendapatan yang juga merosot ke level terendah dalam 5 tahun. GGRM tercatat membukukan pendapatan bersih sebesar Rp114,47 triliun pada 2020, Rp124,88 triliun pada 2021, Rp124,68 triliun pada 2022, Rp118,95 triliun pada 2023, dan Rp98,65 triliun pada 2024. 

Terkait dengan dividen, perusahaan rokok yang dirintis oleh Tjoa Ing-Hwie alias Surya Wonowidjojo itu absen membagikan dividen pada tahun buku 2023. 

Dilansir dari laporan tahunan Gudang Garam 2024, emiten rokok itu tidak membagikan dividen untuk kinerja tahun buku 2023.

“Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 28 Juni 2024, pemegang saham menyetujui untuk tidak melakukan pembagian dividen,” tulis Manajemen Gudang Garam.

Berdasarkan catatan Bisnis, manajemen Gudang Garam memaparkan sederet pertimbangan yang mempengaruhi keputusan dividen perseroan pada 2023 dan 2024. 

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman mengatakan perseroan tidak membagikan dividen tahun buku 2023 lantaran suku bunga acuan yang naik pada akhir tahun lalu hingga paruh pertama tahun ini. Di sisi lain, perekonomian Amerika Serikat (AS) belum menunjukkan arah yang jelas. 

“Kami juga menyadari kondisi keuangan ke depan, termasuk yang sangat dipengaruhi kondisi AS itu masih gonjang ganjing, tidak menunjukkan arah yang jelas, diperkirakan turun tidak turun, diperkirakan naik tidak naik,” kata Heru saat public expose daring, Kamis (29/8/2024). 

Lewat keputusan itu, kata Heru, GGRM relatif bisa mengantisipasi dampak dari eksposur selisih mata uang asing dari kemungkinan naiknya porsi pinjaman setelah pembagian dividen untuk tahun buku 2023. 

Dia menambahkan perseroan memilih untuk menggunakan seluruh laba tahun buku 2023 untuk menambah modal perseroan. Dengan demikian, potensi rasio utang bisa ditekan. Apalagi, saat ini pendapatan perseroan relatif terkontraksi akibat penurunan daya beli masyarakat. 

“Kalau suku bunga naik itu akan bisa jadi kendala. Kalau memang tahun ini yang sampai saat ini belum menunjukkan penurunan tapi akan turun, sudah bagi dividen, utang naik, bunga naik, itu kartu mati,” katanya. 

Secara historis, GGRM menebar dividen sebesar Rp2.600 per saham pada tahun buku 2017, 2018, dan 2020. Selanjutnya, dividen GGRM menyusut menjadi Rp2.250 per saham pada tahun buku 2021 dan Rp1.200 per saham pada tahun buku 2022. 

Mayoritas dividen itu masuk ke kantong PT Suryaduta Investama sebagai pemegang saham pengendali GGRM dengan kepemilikan 69,29%. Selain itu, kepulan dividen juga dinikmati oleh Juni Setiawati Wonowidjojo dan Susilo Wonowidjojo. 

Jejak Kepulan Dividen Gudang Garam (GGRM) Jelang RUPS Hari Ini

Pada perkembangan lain, GGRM terus mengalirkan modal ke proyek jalan tol yang ditangani oleh entitas usahanya PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Kediri–Tulungagung. 

Terbaru, GGRM mengucurkan tambahan modal sebesar Rp1,5 triliun untuk menyerap 1.500.000 saham baru PT SSAT. Dengan demikian, GGRM menggenggam sebanyak 3.499.999 lembar saham PT SSAT dengan nilai mencapai Rp3,5 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis, jalan tol sepanjang 44,17 kilometer (km) ini membutuhkan investasi Rp9,92 triliun dengan masa konsesi mencapai 50 tahun terhitung sejak  penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Adapun, Jalan Tol Kediri–Tulungagung terdiri dari Akses Tol Bandara Dhoho sepanjang 6,82 Km dan Main Road (Seksi 1 + Seksi 2) Kediri – Tulungagung sepanjang 37,35 Km (termasuk Jalan Akses). 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper