Bisnis.com, JAKARTA – Lee Minhyung, salah satu direktur PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa, 3 Juni 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan, penggantian Lee akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BYAN yang dijadwalkan berlangsung pada 25 Juni 2025.
“Bahwa pada tanggal 3 Juni 2025, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Lee, Minhyung dari jabatannya sebagai Direktur Perseroan,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi tersebut.
Manajemen menerangkan, tidak ada dampak terhadap kegiatan perseroan dari aksi pengunduran diri direktur BYAN.
Adapun Lee Minhyung menjabat sebagai direktur perseroan sejak April 2023 silam. Sebelumnya, sejak 2012, Lee bekerja di Korea Midland Power Co., Ltd. (KOMIPO), dalam sejumlah jabatan.
Pada 2012—2017, Lee bekerja sebagai Assistant Manager Accounting Team of Head Office KOMIPO, baru pada 2017—2018, Lee menjabat sebagai Assistant Manager Human Resources Team of Head Office, dan 2018—2023, Lee memegang jabatan Senior Manager Fuel Management Team of Head Office.
Baca Juga
Adapun selama menjabat sebagai direktur BYAN, pria dengan latar belakang Administrasi Publilk di Chungnam National University ini disebut tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota direksi atau komisaris lainnya.
Kinerja BYAN
Sepanjang 2024, BYAN mendapatkan tantangan berupa penyusutan pendapatan dan laba bersih perseroan. Laba bersih BYAN turun menjadi US$922,6 juta atau setara Rp15,2 triliun sepanjang 2024 (kurs Rp16.575 per dolar AS 28 Februari 2025).
Melansir laporan keuangannya, pendapatan BYAN tercatat turun 3,77% secara tahunan menjadi US$3,44 miliar atau setara Rp57,12 triliun. Pendapatan ini turun dari tahun 2023 yang sebesar US$3,58 miliar.
Pendapatan emiten batu bara ini sebagian besar diperoleh dari penjualan batu bara ke pihak ketiga sebesar US$3,21 miliar, dan penjualan batu bara ke pihak berelasi sebesar US$213,5 juta.
Sementara itu, beban pokok pendapatan BYAN tercatat naik hingga 10,24% menjadi US$2,11 miliar, dari sebelumnya sebesar US$1,91 miliar.
Laba bruto BYAN juga tergerus hingga 19,92% pada tahun 2024 menjadi US$1,33 miliar, dari sebelumnya sebesar US$1,66 miliar pada tahun 2023.
Alhasil, laba bersih BYAN turun hingga 25,51% menjadi US$922,6 juta pada tahun 2024 atau setara Rp15,2 triliun. Laba bersih ini turun dari US$1,23 miliar pada 2023.
Akan tetapi, sepanjang kuartal I/2025, BYAN justru berhasil mencatatkan kinerja positif. BYAN mencatatkan pendapatan sebesar US$890,14 juta. Angka itu melesat 15,73% year-on-year (YoY) dibandingkan torehan pendapatan perseroan sebesar US$769,12 juta pada kuartal I/2024.
Sejalan dengan itu, jumlah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih juga meningkat menjadi US$217,91 juta. Dengan kata lain, laba bersih BYAN meningkat 3,45% YoY dari US$210,64 juta pada kuartal I/2024.
Naiknya pendapatan BYAN, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan di hampir semua sektor bisnis perseroan. Pada sektor batu bara, BYAN mencatatkan pendapatan sebesar US$1,17 miliar. Angka itu meningkat 2,69% YoY dari US$1,14 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan perseroan di sektor non-batu bara bahkan meningkat 55,22% YoY dari US$277,89 juta menjadi US$431,36 juta pada kuartal I/2025.