Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) masih mengandalkan segmen pusat perbelanjaan atau mal sebagai penggerak kinerja pendapatan dan labanya pada tiga bulan pertama 2023.
Secara keseluruhan pendapatan berulang PWON mencapai Rp1,08 triliun atau naik 28,7 persen dari Rp842 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY). Pendapatan berulang tersebut telah berkontribusi sekitar 78,26 persen dari total pendapatan Rp1,38 triliun per kuartal I/2023.
Director and Corporate Secretary PWON Minarto Basuki mengatakan pendapatan berulang terdiri dari pendapatan retail mal Rp743 miliar, office leasing Rp80 miliar, dan pendapatan hospitality sebesar Rp260 miliar. Meningkatnya pendapatan berulang disebut seiring terjadinya pemulihan ekonomi yang terjadi sejak 2022.
“Recurring revenue Perseroan kuartal I/2023 mencapai Rp 1,08 triliun naik 28,7 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp842 miliar,” ujar Minarto.
Sementara untuk development revenue atau pendapatan dari pengembangan mencapai Rp301 miliar per kuartal I/2023. Segmen ini turun 35,3 persen dari Rp465 miliar secara YoY.
Pendapatan segmen pengembangan terdiri dari retail leasing dengan kontribusi 54 persen, hotel dan serviced apartment 19 persen, office leasing 6 persen, kondominium 8 persen, penjualan rumah tapak 10 persen, serta penjualan perkantoran 3 persen.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, PWON mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,38 triliun pada tiga bulan pertama 2023. Pendapatan ini naik 5,91 persen dari Rp1,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).
Secara rinci, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp928,64 miliar atau turun 2,44 persen, sewa ruangan sebesar Rp439,11 miliar atau naik 29,10 persen, dan apartemen servis sebesar Rp16,78 miliar naik 10,84 persen.
Naiknya pendapatan PWON diikuti oleh meningkatnya beban pokok pendapatan 1,34 persen dari Rp628,95 miliar menjadi Rp637,41 miliar hingga kuartal I/2023.
PWON mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp595,38 miliar. Laba tersebut naik 60,64 persen dari Rp370,6 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Analis Sinarmas Sekuritas Arief Machrus memproyeksikan PWON bakal mempertahankan pendapatan berulang lebih dari 50 persen dari total pendapatan hingga akhir 2023. Proyeksi ini didukung oleh peningkatan pengunjung mal dan juga tarif sewa yang sudah mulai dinormalisasi.
“[PWON] selangkah lebih dekat untuk membawa pendapatan berulang ke level sebelum Covid, yaitu 94% dari total pendapatan di 2019,” ujar Arief dalam riset.
Lebih lanjut, dia mengatakan sewa kantor dan pusat perbelanjaan PWON pulih lebih cepat ketimbang segmen marketing sales atau prapenjualan untuk pengembangan real estat. Adapun rasio okupansi dari segmen pusat perbelanjaan hampir menembus 90 persen.
Selain itu, aksi akuisisi Hartono Mall Yogyakarta dan Hartono Mall Solo yang dilakukan pada akhir 2020 diperkirakan semakin meningkatkan okupansi. Bahkan diharapkan dapat mencapai 95% atau lebih tinggi mendekati level pra pandemi 2019.
Momentum liburan Hari Raya Idulfitri juga diperkirakan kian mendongkrak pendapatan berulang dari PWON. Adapun PWON diperkirakan mencapai pendapatan hingga Rp6,1 triliun pada 2023.
“Saat pembatasan Covid-19 mereda, diskon harga sewa ritel telah dikurangi secara bertahap sejak 1H22, dan kami perkirakan sebagian besar penyewa memperbarui kontrak mereka tepat waktu,” tuturnya.
Sementara itu, tim riset Henan Putihrai Sekuritas memperkirakan pendapatan berulang masih akan menjadi pilar utama pendapatan PWON. Terlebih lagi musim penjualan real estat cenderung melemah karena suku bunga yang tinggi.
Selain itu, keunggulan dari PWON adalah memiliki area bersih yang dapat disewa atau net leasable area (NLA) yang relatif besar terdiri dari 780.000 meter persegi NLA untuk ritel mal, 159.000 meter persegi untuk sewa kantor, dan 2.301 kamar hotel.
PWON juga telah memperluas portofolio mereka dengan mengakuisisi Four Points Kuta Hotel yang terdiri dari 185 kamar senilai Rp165 miliar. Selain itu, masih ada rencana untuk melakukan ekspansi dengan mengembangkan superblok di Jawa Tengah dan Batam.
“Kami perkirakan pendapatan berulang akan menjadi pilar utama pakuwon selama musim penjualan real estat yang melemah terutama karena suku bunga yang lebih tinggi,” tulis tim riset Sinarmas Sekuritas.
Meski demikian, Henan Putihrai memangkas proyeksi pendapatan PWON sekitar 3,9 persen menjadi Rp6,32 triliun untuk 2023. Hal yang sama juga berlaku untuk laba yang dipangkas 11,9 persen menjadi Rp1,73 triliun.
Pemangkasan proyeksi tersebut dilatarbelakangi oleh periode serah terima yang dinilai lambat untuk segmen high-rise atau apartemen. Selain itu, sokongan dari pendapatan berulang juga disebut sudah mencapai puncaknya dengan rasio okupansi yang mencapai rata-rata 94 persen.