Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama pada perdagangan Kamis (4/5/2023), setelah Bank Sentral Federal Reserve memberi isyarat untuk menahan kenaikan suku bunga acuan pada bulan depan.
Sementara itu, rupiah tercatat menjadi salah satu yang paling perkasa hingga perdagangan siang ini di antara mata uang Asia lainnya. Berdasarkan data Bloomberg hingga 12.24 WIB, rupiah menguat 0,43 persen atau 63 poin ke level Rp14.629 per dolar AS, menyusul baht Thailand yang menguat 0,42 persen, dan yuan China menguat 0,25 persen.
Mengutip Reuters, Kamis (4/5/2023), The Fed pada Rabu menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat persentase poin, seperti yang diharapkan pasar. Sentimen ini mengirim dolar AS secara luas lebih rendah dan imbal hasil obligasi AS meluncur mengikuti keputusan tersebut, dengan para pedagang mengambil komentar pejabat The Fed sebagai sinyal dalam mencapai puncak suku bunga AS dan beralih ke penurunan suku bunga akhir tahun ini.
Dalam perdagangan Asia pada Kamis, pound Inggris naik 0,2 persen ke level tertinggi sekitar 11 bulan di US$1,25905, sementara euro naik 0,19 persen menjadi US$1,1082, mendekati puncak satu tahun yang dicapainya baru-baru ini.
"Bagian yang paling penting dari pernyataan The Fed adalah bagian yang menguraikan prospek kebijakan ke depan, karena FOMC memperlunak bahasanya mengenai perlunya pengetatan moneter tambahan," kata Jay Bryson, kepala ekonom Wells Fargo.
Indeks dolar AS tercatat 0,14 persen lebih rendah pada 101,09, setelah turun lebih dari 0,6 persen di sesi sebelumnya.
Baca Juga
Pasar uang sekarang memberikan ekpektasi lebih dari 10 persen kemungkinan The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada Juni 2023, dan memperkirakan sekitar 80 basis poin pemotongan suku bunga hingga akhir tahun.
Hal ini pun menambah ekspektasi bahwa Fed harus segera mulai melonggarkan kondisi moneter, sekalipun masih ada kekhawatiran gejolak sektor perbankan. Dilaporkan sebelumnyta PacWest Bancorp sedang menjajaki opsi strategis. Bank regional berbasis di Los Angeles itu mengatakan telah didekati oleh beberapa calon mitra dan investor.
Saham PacWest dan beberapa bank regional AS lainnya telah jatuh dalam perdagangan setelah penutupan pasar pada Rabu.
Sentimen risiko yang hati-hati membuat yen Jepang, yakni safe haven tradisional di saat gejolak pasar, mendapat dorongan untuk menguat, yen tercatat naik sekitar 0,1 persen terhadap dolar AS menjadi 134,56.
Adapun dolar Australia dan Selandia Baru yang peka terhadap risiko membalikkan kerugian mereka sebelumnya selama perdagangan Asia, dengan kedua mata uang bertahan naik masing-masing sekitar 0,3 persen menjadi US$0,6692 dan US$0,6249.
"Ada banyak kekhawatiran di AS seputar sektor perbankan dan krisis kredit. Ini adalah peristiwa kredit dan memberi makan ekonomi dengan cukup cepat," kata Jarrod Kerr, kepala ekonom di Kiwibank.
Bank Sentral Eropa (ECB) bakal menjadi sorotan pasar berikutnya, di mana ekspektasi pembuat kebijakan ECB menaikkan suku bunga untuk pertemuan ketujuh berturut-turut pada Kamis waktu setempat.