Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di level psikologis 6.900 pada pengujung perdagangan April 2023. Posisi terakhir ini makin memperkuat prospek indeks komposit untuk kembali ke level 7.000 pada Mei 2023 dan akhir paruh pertama tahun ini.
Sampai penutupan perdagangan Jumat (28/4/2023), IHSG ditutup melemah 0,43 persen ke 6.915,71. Meski demikian, IHSG telah terapresiasi 155,39 poin atau 2,30 persen dalam sebulan terakhir dan naik 0,94 persen secara year to date (YtD).
Head of Research Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mencatat rally IHSG terlihat sejak Maret 2023 dan sejalan dengan ekspektasi bahwa inflasi Indonesia sudah terkendali dan suku bunga telah mencapai puncak.
“Oleh karena itu, pasar sudah yakin bahwa hanya tinggal menunggu waktu saja di semester kedua Bank Indonesia akan mulai menurunkan suku bunga acuan. Apalagi tren rupiah yang menguat juga mendukung,” kata Raphon, Jumat (28/4/2023).
Raphon mengatakan IHSG berpeluang melanjutkan penguatan pada Mei 2023 dan menembus level psikologis 7.000 meski kenaikan tidak akan setinggi April 2023. Dia menyebutkan terdapat tantangan dari penurunan harga saham-saham berbasis energi seperti batu bara.
“Harga-harga saham ini diperkirakan mengalami tekanan setelah momentum pembagian dividen selesai,” tambahnya.
Baca Juga
Namun Surya Fajar Sekuritas masih menaruh optimisme bahwa IHSG akan menyentuh 7.900 pada akhir 2023. Beberapa saham yang direkomendasikan mencakup emiten-emiten di sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti perbankan.
Saham pilihan utama Surya Fajar di sektor perbankan mencakup BBRI dan BBTN. Sementara itu, IDX Sector Financials yang menaungi saham-saham sektor keuangan melemah 2,20 persen YtD ke 1.386.
Terpisah, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam riset hariannya menyebutkan pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi beberapa sentimen memasuki Mei 2023. Dari sisi eksternal, pelaku pasar mengantisipasi FOMC The Fed yang akan dilaksanakan pada 4 Mei 2023.
Sejauh ini, kinerja keuangan kuartal I/2023 dari bank regional Amerika Serikat diperkirakan mendorong The Fed untuk menjaga laju kenaikan suku bunga di 25 basis poin. Hal ini berpotensi memicu penguatan dari saham-saham perbankan pada pekan depan.
Dari dalam negeri, investor akan mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2023 yang dirilis pada 5 Mei 2023. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat ke 4,95 persen YoY pada tiga bulan pertama 2023.
“Pasar juga akan mencermati data inflasi per April 2023 yang akan rilis terlebih dahulu pada Selasa, 2 Mei 2023. Inflasi diperkirakan turun ke 4,36 persen YoY pada April 2023 dari 4,97 persen YoY pada Maret 2023,” tulisnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.