Bisnis.com, JAKARTA - Emiten taksi PT Blue Bird Tbk. (BIRD) memberikan penjelasan terkait penyebab melonjaknya pendapatan dan laba perseroan sepanjang kuartal I/2023.
Direktur Utama BIRD Sigit Djokosoetono mengatakan peningkatan pendapatan perseroan ditopang oleh segmen layanan taksi tumbuh 54 persen secara year-on-year (yoy) dan menjadi pendapatan terbesar perseroan yang berkontribusi 76 persen terhadap total pendapatan.
Sementara itu pada bisnis segmen rental, bus charter, intercity shuttle, dan lainnya juga mengalami peningkatan sebesar 58 persen secara yoy.
"Perseroan telah banyak melakukan investasi pada sumber daya manusia di bagian operasi dan teknologi yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan operasi. Terdapat adanya integrasi platform antara aplikasi MyBluebird dan aplikasi mitra memberikan pengalaman konsumen yang lebih lancar," ujar Sigit dalam keterangan resmi dikutip Jumat, (28/4/2023).
Hingga akhir Maret 2023, Blue Bird juga telah menambah lebih dari 1.000 unit taksi untuk mendukung operasional dan seluruh layanan mobilitas perseroan, sehingga jumlah total armada menjadi sekitar 22.000 unit.
Pada akhir tahun ini, perusahaan juga berencana untuk membeli sekitar 6.000 unit kendaraan untuk peremajaan dan menambah armada kendaraan konvensional. Tak hanya itu, BIRD juga berencana untuk menambah armada mobil listrik hingga 500 unit tahun ini.
Baca Juga
"Kami tetap fokus pada penyediaan layanan mobilitas yang andal melalui berbagai inisiatif yang hadir dari transformasi perseroan yaitu kemudahan akses, kemudahan metode pembayaran dan keragaman solusi mobilitas dengan kebutuhan masyarakat," pungkas Sigit.
Diberitakan sebelumnya, laba bersih BIRD melejit 161,46 persen menjadi Rp123,26 miliar dibanding periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp47,14 miliar.
Meningkatnya laba bersih perseroan didorong oleh pendapatan yang juga naik 55,19 persen yoy menjadi Rp1,04 triliun hingga 31 Maret 2023, dibanding kuartal I/2022 yang sebesar Rp673,98 miliar.
Pendapatan BIRD ditopang oleh segmen taksi yang berkontribusi Rp791,2 miliar dan segmen non-taksi sebesar Rp266,21 miliar. Adapun, pendapatan tersebut dikurang biaya eliminasi Rp11,39 miliar.