Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatat adjusted EBITDA minus Rp 1,6 triliun pada kuartal I/2023. Jumlah tersebut menurun 67 persen dari posisi tahun lalu yang masih minus Rp4,9 triliun.
Sebagai informasi, Adjusted EBITDA mencerminkan titik impas atau break event point (BEP) yang dapat dimaknai sebagai kemampuan perusahaan dalam membiayai operasional secara mandiri. Secara ringkas, pendapatan dan biaya yang dikeluarkan sudah seimbang.
Adapun Adjusted EBITDA merupakan parameter penting karena menandakan profit dalam bentuk laba bersih semakin dekat untuk diraih. Manajemen menargetkan EBITDA yang disesuaikan positif tercapai pada kuartal IV/2023.
Direktur Utama Andre Soelistyo GOTO menyampaikan bahwa perseroan sudah berada di pertengahan jalan menuju target EBITDA disesuaikan yang positif pada akhir tahun 2023.
Perbaikan EBITDA disesuaikan yang signifikan tersebut disebabkan oleh tiga faktor kunci yang menjadi mantra bisnis GOTO untuk mempercepat profitabilitas yaitu peningkatan monetisasi, rasionalisasi beban, serta pengembangan produk berbasis ekosistem.
Peningkatan monetisasi tercermin dari pertumbuhan pendapatan bruto mencapai 14 persen secara tahunan menjadi Rp6 triliun pada kuartal I/2023. Di saat yang sama GOTO juga mencatatkan peningkatan pendapatan bersih yang signifikan mencapai 123 persen secara tahunan menjadi Rp 3,3 triliun.
Baca Juga
“Pengelolaan beban operasional tetap secara cermat turut mendukung Perseroan dalam langkahnya mencapai profitabilitas, dan secara signifikan telah mengurangi biaya operasional serta tingkat cash burn,” kata Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GOTO dalam keterangan resminya.
Analis BCA Sekuritas Fakhrul Arifin mengatakan peningkatan EBITDA yang disesuaikan merupakan bukti keseriusan manajemen dalam mencapai target yang sudah ditetapkan sekaligus memperbaiki fundamental perusahaan.
“Adjusted EBITDA positif memang ditargetkan pada akhir kuartal IV/2023, tetapi pencapaian pada kuartal I/2023 merupakan awal yang baik. Dengan target yang realistis dalam jangka panjang, kinerja kuartal ini menjadi bukti bahwa manajemen memiliki visi yang jelas untuk mencapai profitabilitas, dan konsisten menjalankan strateginya.” jelas Fakhrul saat ditanya melalui pesan singkat.
Perlu diketahui GOTO menggunakan metrik keuangan EBITDA yang disesuaikan atau adjusted EBITDA sebagai patokan profitabilitas perusahaan layaknya perusahaan startup teknologi lainnya.
Fakhrul menjelaskan adjusted EBITDA positif itu menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih besar dari beban biaya dan disesuaikan dengan variabel lain termasuk yang bersifat non-cash. Sehingga ini dapat menjadi cerminan dari indikator profitabilitas.
“Inilah inti dari kinerja operasional GOTO. Tentu ini menjadi kabar baik buat investor karena menunjukkan fundamental perusahaan yang semakin solid dan kemampuan untuk bertumbuh secara sehat. Arus kas dan setara kas juga semakin kuat sehingga ke depan perusahaan bisa mencapai level yang lebih sehat secara finansial. Adjusted EBITDA positif adalah fase penting untuk meraih level berikutnya: menghasilkan laba bersih.” pungkas Fakhrul.