Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GOTO Awali 2023 dengan Penyusutan Rugi dan Efisiensi, Cek Kinerjanya

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencetak pendapatan bersih senilai Rp3,3 triliun
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencetak pendapatan bersih senilai Rp3,3 triliun, melonjak 123 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,5 triliun.

Adapun rugi bersih GOTO rugi bersih tahun berjalan senilai Rp3,9 triliun sedangkan pada kuartal I/2022 mencapai Rp6,6 triliun. Artinya rugi bersih tersebut membaik signifikan sebesar 41 persen dalam setahun terakhir. 

GOTO membukukan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) senilai Rp149 triliun, tumbuh 6 persen secara tahunan (YoY). Dari total GTV ini, perseroan berhasil mengantongi pendapatan bruto sebesar Rp6 triliun, melesat 14,3 persen. Angka ini mencerminkan peningkatan take rate sebesar 29 basis poin dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan bruto yang lebih tinggi dari kenaikan GTV menunjukkan manajemen mampu mengoptimalkan mesin pendapatan dengan memonetisasi semua unit bisnis. 

Sementara itu, perusahaan teknologi dengan ekosistem terbesar di tanah air ini berhasil mencetak pendapatan bersih senilai Rp3,3 triliun melonjak 123 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,5 triliun.

Pendapatan bersih bisa melesat tinggi meskipun manajemen hanya menghabiskan Rp2,6 triliun untuk insentif pelanggan. Sebagai pembanding, pada kuartal I-2022, GOTO “membakar” Rp3,7 triliun untuk pos pengeluaran yang sama. Artinya, ada penghematan lebih dari Rp1,1 triliun atau lebih hemat 29 persen secara tahunan.

GOTO juga terpantau melakukan serangkaian efisiensi di biaya operasional. Antara lain, menurunkan beban umum dan administrasi sebanyak 11 persen menjadi Rp2,3 triliun. Sedangkan beban penjualan dan pemasaran kena gunting 50 persen dari Rp3,3 triliun menjadi Rp1,63 triliun.

“Pengelolaan beban operasional tetap secara cermat turut mendukung Perseroan dalam langkahnya mencapai profitabilitas, dan secara signifikan telah mengurangi biaya operasional serta tingkat cash burn. Menjaga kedisiplinan dalam pengelolaan beban juga merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang Perseroan, di mana basis biaya yang lebih rendah akan memberikan kami keleluasaan lebih besar untuk mengalokasikan modal demi percepatan pertumbuhan di masa depan,” kata. Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, dalam siaran pers (27/4/2023). 

Kemampuan manajemen GOTO memperbaiki struktur biaya dan mengendalikan pos pengeluaran membuat beban operasional susut 20,6 persen menjadi Rp7,4 triliun. Semua pencapaian ini menghasilkan rugi bersih tahun berjalan senilai Rp3,9 triliun. 

Jacky menjelaskan posisi kas GoTo dan neraca keuangan tetap solid dengan jumlah kas dan setaranya sebesar Rp26,7 triliun serta fasilitas kredit sekitar Rp4,65 triliun. “Kami optimistis akan mencapai arus kas operasional positif tanpa tambahan pendanaan eksternal.” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper