Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan ritel barang rumah tangga Amerika Serikat Bed Bath & Beyond Inc. mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 pada Minggu (23/4/2023) waktu setempat setelah perusahaan gagal menambah modal.
Bed Bath & Beyond telah memulai proses likuidasi. Perusahaan ini sebelumnya lumayan popoler di era 1990-an sebagai toko tujuan konsumen untuk mencari barang-barang perlengkapan pernikahan atau mempersiapkan kebutuhan bayi yang baru lahir.
Bed Bath & Beyond dinilai telah mengalami penurunan permintaan dalam beberapa tahun terakhir karena strategi merchandising untuk menjual lebih banyak produk bermerek toko gagal.
Mengutip Reuters, Senin (24/4/2023), langkah Bed Bath & Beyond pada tahun lalu untuk meninggalkan strategi merchandising itu, dan untuk membawa lebih banyak merek nasional yang diakui pembeli, tidak menunjukkan tanda-tanda berhasil. Perseroan melaporkan kerugian sekitar US$393 juta setelah penjualan anjlok 33 persen untuk kuartal yang berakhir pada 26 November 2022.
Berdasarkan dokumen pengajuan kebangkrutan, Bed Bath & Beyond, yang berbasis di New Jersey mengajukan kebangkrutan di pengadilan Distrik New Jersey, mendaftarkan perkiraan aset dan kewajibannya dalam kisaran US$1 miliar dan US$10 miliar.
Manajemen Bed Bath & Beyond mengatakan telah menerima komitmen sekitar US$240 juta dalam bentuk pembiayaan debitur yang dimiliki dari Sixth Street Specialty Lending Inc.
Baca Juga
Saat memulai penjualan likuidasi, perusahaan bermaksud menggunakan proses Bab 11 untuk melakukan proses penjualan dan pemasaran terbatas bagi sebagian atau seluruh asetnya.
Perusahaan menambahkan bahwa 360 Bed Bath & Beyond dan 120 toko dan situs online buybuy BABY akan tetap buka dan terus melayani pelanggan seiring dimulainya upaya penutupan lokasi ritelnya.
Pada Januari 2023, perusahaan tersebut meragukan kemampuannya untuk melanjutkan kelangsungan usahanya hanya beberapa bulan setelah mengumumkan pembiayaan baru senilai lebih dari $500 juta, serta pemutusan hubungan kerja dan penutupan 150 toko.
Pada Februari 2023, perusahaan pernah merencanakan untuk mengumpulkan sekitar US$1 miliar melalui penawaran saham preferen dan waran untuk menghindari kebangkrutan. Perusahaan mampu mengumpulkan US$360 juta dari kesepakatan yang rumit. Upaya ini membantunyya membayar gagal bayar pinjaman dan pembayaran bunga untuk surat utang senior.
Kendari demikian Bed Bath & Beyond mengakhiri kesepakatan pada akhir Maret 2023 dan mengumumkan rencana untuk menjual sahamnya senilai US$300 juta. Perseroan sempat memperingatkan bahwa mereka mungkin harus mengajukan kebangkrutan jika tidak dapat mengamankan dana.
Pada Februari 2023, menurut pengajuan pengadilan, operasi Kanada Bed Bath & Beyond gulung tikar. Divisi Kanada, yang mengoperasikan 54 toko Bed Bath & Beyond dan 11 toko buybuy BABY, bangkrut.