Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) menorehkan kenaikan penjualan bersih sepanjang kuartal I/2023. Namun laba bersih Matahari tercatat turun hingga 30,17 persen secara year-on-year (YoY) dalam kurun Januari—Maret 2023.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I/2023 tercatat hanya Rp101,27 miliar. Angka itu turun 30,17 persen dibandingkan dengan Rp145,04 miliar pada periode yang sama di 2022.
Sementara itu, EBITDA selama kuartal I/2023 mencapai Rp234 mliar atau turun 6,8 persen YoY dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar Rp251 miliar. Penurunan tersebut diikuti dengan koreksi pada margin EBITDA dari 10,4 persen pada kuartal I/2022 menjadi 8,5 persen pada kuartal I/2023.
Chief Financial Officer Matahari Niraj Jain mengatakan penurunan laba dipicu oleh meningkatnya beban, seiring dengan bertambahnya jumlah gerai yang dioperasikan Matahari. Selain itu, biaya sewa toko juga mulai normal dibandingkan dengan tahun lalu.
“Sejak tahun lalu sampai saat ini, kami telah membuka 14 toko baru dan biaya dari toko tersebut juga disertakan selama periode tiga bulan pertama 2023,” kata Niraj dalam earnings call kinerja kuartal I/2023 pada Selasa (18/4/2023).
Sampai akhir Maret 2023, Matahari mengoperasikan total 153 toko dan sampai pertengahan April 2023 sebanyak 155 gerai. Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan dengan total gerai per akhir 2021 sejumlah 139 toko.
Baca Juga
Beban sewa yang meningkat turut memicu penurunan laba bersih Matahari selama kuartal I/2023. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, beban sewa Matahari mencapai Rp131,70 miliar atau naik 45,30 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar Rp90,63 miliar.
Secara keseluruhan, beban usaha meningkat 15,76 persen YoY menjadi Rp776,41 miliar dari Rp670,68 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
“Tahun lalu kami mengeluarkan biaya sewa okupansi yang lebih rendah karena ada diskon selama penyebaran Covid-19 Omicron,” tambah Niraj.
Adapun pendapatan bersih Matahari selama kuartal pertama 2023 naik 12,12 persen menjadi Rp1,44 triliun dibandingkan dengan Rp1,28 triliun pada kuartal I/2022. Kontribusi dari wilayah Jawa tercatat naik 29,53 persen menjadi Rp864,94 miliar dibandingkan dengan Rp667,73 miliar pada kuartal pertama 2022.
Sementara itu, penjualan dari wilayah Sumatra naik 14,81 persen menjadi Rp275,50 miliar dan wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku naik 11,63 persen secara tahunan menjadi Rp229.84 miliar.