Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF), dijadwalkan melakukan pembayaran dividen tunai dari kinerja tahun buku 2022 pada Senin (17/4/2023).
Dikutip dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Minggu (16/4/2023), periode recording date agenda pembagian dividen tunai LPPF telah berlangsung pada 11 April 2023. Selanjutnya, pembayaran dijadwalkan berlangsung pada Senin (17/4/2023).
Matahari Department Store memutuskan pembagian dividen sebesar Rp525 per saham atau total Rp1,24 triliun untuk tahun buku 2022. Pembagian dividen ini disepakati dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar Rabu (29/3/2023).
Adapun, keputusan ini sesuai dengan kebijakan manajemen untuk pembayaran dividen sebesar minimum 50 persen dari laba.
“Direksi perseroan ingin memberikan apresiasi atas kerja keras dan komitmen penuh semua karyawan serta bimbingan dewan komisaris dan komite-komite pendukungnya yang telah membantu kami mencapai target dengan tujuan utama untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Direksi berkomitmen untuk memaksimalkan nilai bagi pemegang saham di masa depan,” kata CEO Matahari Terry O'Connor dalam keterangan resmi.
Selain keputusan pembagian dividen, RUPST turut menyetujui pengunduran diri Miranti Hadisusilo sebagai Direktur Independen Perseroan. Matahari juga menyambut bergabungnya Rachel Stack menjadi anggota Direksi. Rachel telah bergabung dengan Matahari sebagai Chief Merchandising Officer pada 2020.
Baca Juga
“Kami yakin bahwa Rachel akan terus memberikan kontribusi bagi Direksi dan kepemimpinan eksekutif Matahari. Latar belakang kami yang beragam akan dengan terampil menavigasi Perseroan melewati tantangan dan masalah yang dapat memperlambat pencapaian pertumbuhan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Para pemegang saham LPPF juga menyetujui penurunan modal dengan cara pengalihan saham treasuri dari pembelian kembali saham (buyback) yang dilakukan dalam kurun 7 Juni 2022 hingga 28 Maret 2023. Hal ini mengakibatkan penurunan modal dari 2.364.423.580 saham menjadi 2.260.292.880 saham.
Matahari mengakumulasi pendapatan bersih sebesar Rp6,45 triliun atau naik 15,5 persen dibandingkan dengan 2021 yang berada di angka Rp5,58 triliun.
Seiring dengan kenaikan pendapatan tersebut, Matahari berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp1,38 triliun atau meningkat 51,52 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp912,85 miliar. Laba pada 2022 juga telah berada di atas 2019 atau sebelum pandemi yang saat itu bertengger di Rp1,36 triliun.