Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah setelah BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan

Rupiah ditutup melemah 0,33 persen ke level Rp14.842 setelah Bank Indonesia memutuskan menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) pada level 5,75 persen.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke level Rp14.842 di hadapan dolar AS pada hari ini, Selasa (18/4/2023), sementara indeks dolar terpantau melemah 0,36 persen ke posisi 101,422. 

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,33 persen atau 48,5 poin ke level Rp14.842 setelah Bank Indonesia memutuskan menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) pada level 5,75 persen.

Beberapa mata uang asing lainnya juga bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,20 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Singapura menguat 0,12 persen, dolar Taiwan melemah 0,03 persen, won Korea melemah 0,55 persen dan peso Filipina melemah 0,51 persen. 

Kemudian rupee India melemah 0,07 persen, yuan China menguat 0,08 persen, ringgit Malaysia melemah 0,28 persen dan bath Thailand menguat 0,55 persen. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. 

Dari internal sendiri yaitu Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) pada level 5,75 persen. Hal ini menjadi kali ketiga secara berturut-turut bank sentral mempertahankan suku bunga acuan. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun bertahan di level 5 persen dan lending facility tetap di level 6,5 persen. 

Keputusan tersebut tetap konsisten dengan arah kebijakan moneter preemptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan. Suku bunga acuan yang sebesar 5,75 persen memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran 3 plus minus 1 persen di sisa tahun 2023 dan inflasi indeks harga konsumen akan kembali ke sasaran 3 plus minus 1 persen lebih awal dari sebelumnya. 

“Keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan juga berlandaskan prospek pertumbuhan ekonomi nasional masih positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai level atas pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen,” katanya dalam riset harian, Selasa (18/4/2023). 

Selaras dengan hal tersebut, neraca pembayaran Indonesia diproyeksi juga tetap terjaga untuk mendukung ketahanan eksternal. Neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal pertama tahun ini mencatat surplus ditopang oleh surplus neraca perdagangan serta neraca transaksi modal dan finansial. 

“Selain itu, nilai tukar rupiah juga masih terjaga. Ke depan Bank Indonesia memperkirakan rupiah akan terus berlanjut menguat sejalan dengan surplusnya transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran modal asing masuk,” lanjutnya. 

Sementara itu dari eksternal pemulihan China pasca-Covid tampaknya berada di jalur yang benar, setelah data yang dirilis Selasa pagi menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh 4,5 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2023, mengalahkan perkiraan pertumbuhan 4 persen.

Selain itu, penjualan ritel melonjak lebih dari 10 persen, mencapai level tertinggi hampir dua tahun, memperkuat harapan bahwa pemulihan pasca-pandemi negara itu tetap berada di jalurnya. Berita ini telah meningkatkan optimisme tentang pemulihan ekonomi global, hingga merugikan dolar safe-haven.

Pada perdagangan setelah libur lebaran di Rabu, (26/4/2023), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang  Rp14.810 - Rp14.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper