Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham-saham yang Baru IPO Langsung Anjlok, Valuasi Mahal?

Saham beberapa emiten yang baru saja IPO di Bursa Efek Indonesia terpantau langsung anjlok di hari pertama perdagangan sebut saja seperti SOUL, NAYZ, dan FUTR.
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Saham beberapa emiten yang baru saja IPO di Bursa Efek Indonesia terpantau langsung anjlok di hari pertama perdagangan sebut saja seperti SOUL, NAYZ, FUTR, bahkan emiten BUMN seperti PGEO, sementara saat ini masih ada 49 calon emiten yang mengantre masuk Bursa. 

Direktur Indovesta Utama Mandiri Rivan Kurniawan menjelaskan saham anjlok saat hari pertama perdagangan tergantung dari fundamental dan valuasi masing-masing emiten yang memang cukup mahal. 

“Kondisi itu diperburuk dengan beberapa kondisi yang kurang baik belakangan ini, seperti pengaruh kasus SVB beberapa waktu lalu,” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (14/4/2023). 

Sementara itu, BEI mencatatkan masih ada 49 calon emiten lagi yang masuk dalam pipeline IPO. 

Perusahan-perusahaan yang masuk dalam antrean IPO tersebut terdiri dari 10 perusahaan dari sektor konsumer siklikal, 7 perusahaan teknologi, masing-masing 6 perusahaan di sektor bahan baku dan konsumer non siklikal, 5 perusahaan transportasi dan logistik, 5 perusahaan properti dan real estate, 3 perusahaan industrial, 2 perusahaan infrastruktur, 2 finansial, 2 perusahaan sektor energi, dan 1 perusahaan sektor kesehatan. 

Sampai dengan 14 April 2023 telah tercatat 31 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp22,7 triliun. Hingga saat ini, terdapat 49 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. 

Melihat hal itu, Rivan mengatakan minat pasar saat ini masih seputar sektor finansial dan komoditas terutama nikel. Sementara untuk sektor konsumer siklikal yang mendominasi di pipeline masih dianggap netral. 

“Kalau untuk sektor consumer cyclical, sentimen nya masih netral, karena kembali lagi kepada fundamental dan valuasi IPO itu sendiri,” jelasnya. 

Sebut saja calon emiten yang bergerak sektor konsumer siklikal PT King Tire Indonesia Tbk. (TYRE)  yang berencana menawarkan harga saham sebesar Rp108 hingga Rp138 per saham. Maka jika berdasarkan laporan keuangan per 30 September di prospektus, PER TYRE yaitu 20,03 kali sampai 25,60 kali sementara itu Price to Book Value TYRE sebesar 0,44 kali hingga 0,57 kali. 

Lain hal dengan sektor teknologi yang disebut Rivan masih memiliki sentimen positif yang minim yang menjadi pemberat langkah calon emiten teknologi melantai di Bursa. 

“Secara jangka pendek, sektor teknologi masih cukup berat, tapi dalam jangka panjang akan menarik,” lanjutnya. 

Saat ini pada laman e-ipo terdapat 3 perusahaan yang berada dalam masa offering dan 6 perusahaan dalam masa bookbuilding. 3 perusahaan merupakan sektor konsumer siklikal, 3 perusahaan sektor teknologi, masing masing 1 di sektor bahan baku, industri, dan transportasi logistik. 

Sampai dengan 14 April 2023 telah tercatat 31 Perusahaan yangmencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp22,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper