Bisnis.com, OBI – PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel menghabiskan setidaknya Rp8 miliar setiap bulannya untuk mengembangkan perekonomian masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah kerja pertambangannya di Pulau Obi, Maluku Utara.
Latif Supriadi, Head of Community Affairs & Land Management Harita Nickel, mengatakan bahwa pihaknya terus mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah kerja pertambangan perusahaan (WKP) agar bisa memberikan nilai tambah yang optimal.
Salah satu caranya adalah melibatkan masyarakat sebagai pemasok berbagai kebutuhan perusahaan, terutama untuk bahan baku makanan.
“Pengembangan ekonomi masyarakat kami lakukan di bidang pertanian, perikanan, dan kelompok UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] wanita,” katanya saat Site Visit di Pulau Obi, Maluku Utara, Sabtu (8/4/2023).
Latif membeberkan saat ini transaksi perusahaan dengan masyarakat sekitar mencapai Rp8 miliar setiap bulannya. Transaksi itu pun melibatkan 63 pemasok lokal dan berhasil menciptakan 574 lapangan pekerjaan untuk penduduk sekitar.
Pelibatan masyarakat sekitar sebagai pemasok lokal, katanya, cukup membantu dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, utamanya makanan untuk karyawan di wilayah kerja pertambangan.
Baca Juga
Dia mencontohkan, perusahaan yang menjadi bagian dari Harita Nickel tersebut membutuhkan sekitar 3 ton ikan per minggu untuk dikonsumsi karyawan. Keterlibatan pemasok lokal pun dapat memastikan pemenuhan kebutuhan tersebut, sehingga perusahaan tidak perlu mendatangkan bahan makanan dari luar wilayah Maluku Utara.
Tidak hanya itu, perusahaan juga membantu memberikan akses listrik untuk 250 kepala keluarga (KK) di Desa Kawasi yang terletak persis di sebelah wilayah kerja pertambangan perusahaan.
Akses listrik tersebut pun diharapkan bisa membantu masyarakat meningkatkan kegiatan ekonominya, sehingga lebih produktif.
Mengacu pada prospektus Trimegah Bagun Persada, saat ini perusahaan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel di lahan seluas 5.523,99 hektare di Pulau Obi.
Selain itu, NCKL juga memiliki tiga unit smelter yang telah beroperasi, yakni dua smelter dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) penghasil feronikel yang dioperasikan oleh PT Megah Surya Pertiwi, serta PT Halmahera Jaya Feronikel dengan kapasitas masing-masing 25.000 ton per tahun dan 59.000 ton per tahun.
Selain itu, perusahaan juga memiliki smelter dengan teknologi high pressure acid leaching (HPAL) yang dioperatori oleh PT Halmahera Persada Lygend dengan kapasitas produksi 37.000 ton mixed hydroxide precipitate (MHP) per tahun.
Untuk diketahui, MHP merupakan produk olahan nikel kadar rendah atau limonit yang kemudian nantinya bisa diolah lebih lanjut hingga menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik.