Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi kembali menguat pada perdagangan Kamis (6/4/2023) setelah bertahahan di bawah level Rp15.000 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyesikan untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp14.900- Rp14.970 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (5/4/2023), mata uang Garuda ditutup melemah 33,5 poin atau 0,22 persen ke Rp14.932 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS mengalami penguatan 0,03 persen.
Bersama dengan rupiah, hanya dolar Taiwan yang turut melemah 0,11 persen dan yuan China melemah 0,02 persen.
Sementara itu, mata uang lainnya di Asia seperti yen Jepang menguat 0,27 persen, won Korea Selatan menguat 0,40 persen, rupee India menguat 0,27 persen, ringgit Malaysia menguat 0,15 persen, dan baht Thailand menguat 0,40 persen.
Ibrahim menyampaikan bahwa dolar AS masih berada di dekat posisi terendah dua bulan karena data ekonomi yang lemah. Hal ini mendukung gagasan bahwa Federal Reserve AS mungkin mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga.
Baca Juga
"Data menunjukkan lowongan pekerjaan AS turun ke level terendah dalam hampir dua tahun pada Februari, menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja akhirnya mereda. Lowongan pekerjaan, ukuran permintaan tenaga kerja, turun 632.000 menjadi 9,9 juta pada akhir Februari," ujarnya dalam riset harian, Rabu (5/4/2023).
Data pekerjaan AS yang lebih rendah dari yang diantisipasi menyebabkan pasar mengubah prospek kenaikan suku bunga. Pasar sekarang memperkirakan ada peluang 59 persen dari Fed yang tetap akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya pada Mei.
Dari sisi internal, di tengah tekanan ekonomi global, sektor manufaktur Indonesia secara konsisten mengalami ekspansi di sepanjang kuartal pertama 2023. Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur nasional menguat kembali ke level 51,9 pada Maret 2023 dibandingkan dengan Februari 51,2.
Tingkat permintaan domestik terindikasi terus mengalami peningkatan, menopang aktivitas produksi manufaktur di tengah permintaan ekspor yang masih relatif tertahan. Selain itu, perbaikan distribusi dan logistik juga terus mengalami perbaikan dalam dua bulan terakhir sehingga mampu mendorong aktivitas produksi di dalam negeri.
Industri manufaktur yang terus ekspansif ini mencerminkan tetap kuatnya perekonomian kita di tengah perekonomian global yang masih dibanyangi oleh tren perlambatan dan ketidakpastian.
Sementara itu, memasuki periode Ramadan 2023, inflasi dapat terkendali dengan baik. Laju inflasi Maret 2023 tercatat hanya mencapai 4,97 persen yoy, menurun cukup signifikan dari bulan Februari yang tercatat sebesar 5,47 persen yoy.
Kemudian, inflasi harga pangan turun secara signifikan dari sebelumnya 7,62 persen yoy pada Februari 2023, menjadi 5,83 persen yoy pada Maret 2023. Meskipun demikian, terjadi sedikit kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan menjelang Ramadan seiring naiknya permintaan.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Rupiah ditutup naik 19,5 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.912,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS meningkat 0,09 persen ke level 101,948.
Pukul 14.08 WIB, rupiah terkoreksi 1,5 poin atau 0,01 persen ke level Rp14.933,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,07 persen ke level 101,928.
Pukul 12.00 WIB, rupiah naik 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.927 per dolar AS.
Indeks dolar AS meningkat 0,13 persen ke level 101,989.
Pukul 10.16 WIB, rupiah turun 18 poin atau 0,12 persen menjadi Rp14.950 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,17 persen ke level 102,021.
Rupiah turun 32,5 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.964,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,14 persen ke level 101,992.