Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat kenaikan kerugian bersih pada 2022 di tengah lonjakan penerimaan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Sabtu (1/4/2023) GOTO mencatatkan rugi bersih sebanyak Rp39,57 triliun. Perolehan tersebut mengalami kenaikan 45,94 persen dibandingkan dengan rugi bersih pada 2021 sebanyak Rp21,39 triliun.
Peningkatan rugi ini terjadi di tengah naiknya penerimaan perusahaan. Pendapatan bersih GOTO tercatat melonjak 60,05 persen dari Rp4,54 triliun menjadi Rp11,34 triliun. Segmen imbalan jasa menjadi penyumbang penerimaan terbesar GOTO sebanyak Rp6,3 triliun, naik dari perolehan 2021 sebesar Rp1,46 triliun.
Sementara itu, pendapatan imbalan iklan juga tercatat naik dari Rp1,2 triliun pada 2021 menjadi Rp2,34 triliun pada 2022. Penerimaan dari jasa pengiriman adalah sebesar Rp1,48 triliun, sedangkan pendapatan lain-lain perusahaan sebanyak Rp1,21 triliun.
Adapun, sepanjang 2022 GOTO mencatatkan beban usaha sebesar Rp41,67 triliun. Beban usaha ini meningkat 35,39 persen dibandingkan pada 2021 yang sebesar Rp26,92 triliun. GOTO membukukan rugi usaha senilai Rp30,32 triliun, atau naik dibandingkan dengan catatan rugi pada 2021 sebesar Rp22,38 triliun.
Seiring dengan hal tersebut, GOTO juga mencatatkan rugi tahun berjalan senilai Rp40,40 triliun, meningkat dari total rugi tahun berjalan 2021 senilai Rp22,42 triliun.
Baca Juga
Per akhir 2022, GOTO mencatatkan total aset sebesar Rp139,21 triliun, turun dari akhir 2021 sebesar Rp155,13 triliun.
Sementara itu, total liabilitas GOTO naik dari Rp16,11 triliun di akhir Desember 2021, menjadi Rp16,49 triliun di akhir Desember 2022. Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp12,16 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp4,33 triliun.
Selanjutnya, GOTO tercatat memiliki ekuitas senilai Rp122,72 triliun per 31 Desember 2022, turun dari Rp155,13 triliun per 31 Desember 2021.