Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Turun Tipis Sesi I ke 6.807 Tertekan Saham BBCA, BBRI dan GOTO

IHSG turun tipis 0,02 persen ke 6.807 pada penutupan sesi I perdagangan (31/3/2023), seiring dengan melemahnya saham BBCA, BBRI dan GOTO.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis pada sesi I perdagangan umat (31/3/2023) seiring dengan melemahnya saham BBCA, BBRI hingg GOTO.

IHSG melemah 0,02 persen atau 1,08 poin menjadi 6.807,86 pada akhir sesi I. Sepanjang perdagangan, indeks berfluktuasi setelah sempat di buka di zona hijau pada rentang 6.790-6.831. Sebanyak 257 saham menghijau, 253 saham melemah, dan 182 saham di posisi yang sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

saham-saham big cap terpantau ditutup bervariasi dengan BBCA parkir di zona merah dengan koreksi 1,13 persen ke harga Rp8.725. Kemudian pelemahan disusul oleh BBRI yang turun 0,42 persen ke Rp4.740. GOTO dan TLKM juga turun masing-masing sebesar 0,89 persen dan 0,49 persen.

Sementara itu, saham big cap yang parkir di zona hijau antara lain, ASII yang naik 2,12 persen ke 6.024, kemudian ADRO naik 1,74 persen ke posisi 2.920 dan berikutnya saham BMRI naik 0,49 persen ke 10.275.

Adapun saham SEMA menjadi top gainers pada perdagangan sesi I hari ini dengan melesat 28,24 persen ke posisi 109. Untuk saham dengan penurunan paling tajam atau top losers dihuni oleh saham NAYZ dengan ambles 9,43 persen atau turun 10 poin ke level 96.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani memprediksi IHSG akan bergerak mixed imbas dari katalis yang datang dari eksternal dan internal.

Dari dalam negri, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 dapat mencapai level 5 persen. 

Proyeksi tersebut lebih tinggi dibanding proyeksi IMF dalam laporan World Economic Outlook edisi Januari 2023 lalu di level 4,8 persen. 

“Proyeksi tersebut seiring dengan neraca transaksi berjalan yang terjaga, serta masuknya investasi asing langsung yang kuat,” katanya dalam riset harian, Jumat (31/3/2023). 

Selain itu, inflasi Indonesia yang terkendali dan sistem keuangan yang terjaga stabil mampu meredam gejolak global yang signifikan sehingga ekonomi Indonesia diproyeksi akan tumbuh kuat dan inklusif.

Dari mancanegara, Amerika Serikat melaporkan GDP growth rate untuk periode kuartal-IV 2022 tercatat di level 2,6 persen, level tersebut lebih rendah dari proyeksi pada level 2,7 persen. 

Klaim data tunjangan pengangguran awal yang berakhir pada 25 Maret 2023 juga tercatat naik menjadi 198 ribu, lebih tinggi dari konsensus di 196 ribu dan diatas periode sebelumnya yang tercatat sebesar 191 ribu. 

Sementara itu, retail sales Korea Selatan pada periode Februari 2023 tercatat tumbuh 5,3 persen MoM, melampaui periode sebelumnya yang tercatat kontraksi  minus 2,1 persen MoM. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper