Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pertukaran aset kripto AS Coinbase Global Inc. mendorong para pengembang yang mengerjakan blockchain yang fokus kepada stablecoin yang melacak tingkat inflasi untuk mempertahankan daya beli.
Dalam unggahan blog pada Jumat (24/3/2023), Coinbase mengatakan bahwa mereka sangat tertarik dengan pengembangan blockchain yang disebut "flatcoin" tersebut.
Mereka juga menambahkan bahwa mengingat guncangan pada perbankan belakangan ini, eksplorasi potensi stablecoin menjadi lebih penting dari yang sebelumnya.
Melansir Bloomberg pada Senin (27/3/2023), nilai konstan pada stablecoin biasanya berkisar US$1. Nilai ini memungkinkan investor aset kripto untuk menyimpan dana ketika berinvestasi di aset digital yang sangat fluktuatif.
Pada bulan lalu, Coinbase meluncurkan Base, atau blockchain layer-2 yang bertujuan untuk membuat transaksi di jaringan Ethereum menjadi lebih cepat dan lebih murah.
Selain itu, mereka juga mengumumkan dana terkait untuk mendukung proyek tahap awal di Base.
Baca Juga
Adapun beberapa stablecoin seperti Tether dan USD coin memiliki aset lindung nilai seperti uang tunai dan obligasi.
"Bentuk lain dari 'flatcoin' yang tidak dipatok ke uang fiat tetapi lebih mengisi ruang antara koin yang dipatok fiat dan aset crypto yang fluktuatif," tulis Coinbase dalam sebuah unggahan blog.
Coinbase juga ingin pengembang fokus pada bidang-bidang seperti meningkatkan kepercayaan terhadap identitas individu di blockchain.
Bukan hanya itu, langkah-langkah juga ditujukan untuk membuat aplikasi keuangan terdesentralisasi lebih aman.