Bisnis.com, JAKARTA – Dua perusahaan manajemen aset terbesar di dunia BlackRock Inc. dan Fidelity Investments diam-diam tertarik melebarkan ekspansinya ke ranah aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum.
Jika digabung, BlackRock dan Fidelity memiliki dana kelolaan (assets under management/AUM) hingga bernilai US$14 triliun atau setara Rp212,58 kuadriliun.
CEO BlackRock Larry Fink berbicara secara rinci tentang aset digital dalam laporan tahunan perseroan kepada pemegang saham. Dia menyebutkan bahwa kripto telah menjadi berita utama selama setahun terakhir.
Mengacu pada keruntuhan FTX, Fink mengatakan pasar kripto masih mengalami perkembangan yang sangat menarik. Juga, dia berbicara tentang potensi kemajuan dalam industri manajemen aset.
“Di BlackRock kami terus mengeksplorasi ekosistem aset digital, terutama area yang paling relevan dengan klien kami seperti blockchain yang diizinkan dan tokenisasi saham dan obligasi,” jelasnya, mengutip Forbes, Kamis (23/3/2023).
Sementara industri semakin matang, lanjutnya, jelas ada peningkatan risiko dan kebutuhan atau regulasi di pasar ini. BlackRock berkomitmen menerapkan keunggulan operasional, dan berencana untuk menerapkan standar dan kendali yang sama terhadap aset digital di seluruh bisnis perseroan.
Baca Juga
Sementara itu, Fidelity telah memperluas layanan Fidelity Crypto ke pelanggan yang lebih besar setelah mengumumkan daftar waiting list pada November 2022. Sumber di pasar mengatakan pengguna dapat memperdagangkan Bitcoin dan Ether tanpa membayar komisi.
Cryptocurrency dinilai belakangan ini sangat tidak stabil karena terus melonjak dan jatuh sebelum melonjak lagi. Dengan fluktuasi saat ini, banyak analis menunjuk pada pola halving Bitcoin yang akan datang sebagai katalis potensial untuk bull run berikutnya.
"Kami sekitar satu tahun lagi dari separuh bitcoin berikutnya. Secara historis, ini merupakan peristiwa bullish untuk aset digital,” kat Analis Galaxy, Alex Thorn.