Bisnis.com, JAKARTA – Obral besar-besaran yang dilakukan Grup BlackRock terhadap saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) akhirnya rampung di pengujung Februari lalu. Kendati badai telah lewat, pengaruh aksi bongkar muatan oleh perusahaan manajemen aset terbesar di dunia itu terindikasi belum lenyap.
Sebaliknya, setelah-diobral BlackRock, tekanan jual dari investor publik terindikasi masih kuat. Hal ini tergambar dari kenaikan frekuensi beserta penurunan harga kesepakatan rata-rata pada transaksi saham ARTO di pasar reguler.