Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Bergerak Variatif Usai The Fed Naikkan Suku Bunga

Bursa Asia terpantau bergerak bervariasi sejalan dengan keputusan The Fed menaikkan suku bunga.
Seorang pejalan kaki berjalan melewati papan ticker elektronik yang menampilkan angka harga saham di luar kompleks Exchange Square di Hong Kong./ Justin Chin - Bloomberg
Seorang pejalan kaki berjalan melewati papan ticker elektronik yang menampilkan angka harga saham di luar kompleks Exchange Square di Hong Kong./ Justin Chin - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia terpantau bergerak bervariasi sejalan dengan keputusan The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin atau sebesar 0,25 persen setelah menggelar pertemuan (FOMC) 21-22 Maret 2023. 

Berdasarkan data Bloomberg, dua indeks Jepang yaitu Indeks Nikkei 225 terpantau melemah 0,17 persen atau 47 poin ke posisi 27.419, sementara itu, Indeks Topix juga ikut melemah 0,29 persen ke posisi 1.957. 

Sementara itu, Indeks Hang Seng Hong Kong terpantau kebal terhadap sentimen hawkish The Fed dengan menguat 1,82 persen atau 356 poin ke posisi 19.947. Hang Seng memimpin penguatan seluruh pasar Asia. 

Otoritas Moneter Hong Kong juga menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, mengimbangi The Fed.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,67 persen, indeks Kospi menanjak 0,31 persen dan indeks Kosdaq melemah 0,15 persen. 

Tetapi indeks China memiliki tren positif dengan Shanghai Shenzhen CSI 300 naik 0,99 persen dan Shanghai Composite naik 0,64 persen. Melansir pemberitaan investing, pergerakan ini disebabkan karena saham properti utama merosot setelah pengembang China Evergrande Group menguraikan rencana restrukturisasi utang, yang dapat menjadi preseden bagi sektor lainnya.

Sentimen di Asia penyok oleh lead-in yang lemah dari Wall Street, karena indeks saham AS jatuh setelah keputusan Federal Reserve pada hari Rabu.

The Fed menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan dan mengisyaratkan potensi jeda dalam siklus kenaikan suku bunganya setelah kehancuran perbankan. Tetapi bank sentral menegaskan kembali komitmennya untuk menurunkan inflasi, memperkirakan setidaknya satu kenaikan lagi tahun ini, dan mengatakan tidak berniat memangkas suku bunga tahun ini.

Sementara suku bunga AS sekarang cenderung mendekati puncaknya dalam siklus pengetatan ini, analis memperingatkan bahwa kenaikan lebih lanjut, bersama dengan suku bunga yang tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, kemungkinan akan memberikan tekanan yang meningkat pada ekonomi tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper