Bisnis.com, JAKARTA — Sosok Adrianto Djokosoetono merupakan salah satu penerus dari perusahaan transportasi PT Blue Bird Tbk. (BIRD). Namun, dalam perjalanan karirnya dia menceritakan harus mengajukan lamaran pekerjaan di perusahaan keluarganya sendiri sebelum sekarang menjabat sebagai Wakil Direktur Utama.
Bisnis BIRD bermula dari Mutiara Siti Fatimah yang merupakan istri dari Djokosoetono. Selepas wafatnya sang suami, Mutiara bersama kedua anaknya Purnomo Prawiro dan Chandra Suharto mulai mendirikan perusahaan yang awalnya bernama Chandra Taksi, dan kemudian menjadi Blue Bird.
Dilihat dari silsilahnya, Adrianto merupakan generasi ketiga dari keluarga Djokosoetono. Dia adalah anak dari Purnomo Prawiro.
Sebelum menjabat sebagai Wakil Direktur Utama BIRD Adrianto menceritakan bahwa dia harus melalui proses lamaran pekerjaan layaknya karyawan pada umumnya. Dia melalui proses melamar hingga wawancara di perusahaan yang didirikan oleh keluarganya sendiri.
“Saya harus kirim surat lamaran dan juga interview. Malah [lamaran] sempet dibalikin sama VP-nya karena kurang lengkap,” ujarnya dalam OCBC NISP Business Forum dikutip Rabu (22/3/2023).
Dia mengatakan keluarganya telah menanamkan bahwa sebagai penerus bisnis, ia perlu memahami apa yang terjadi di lapangan. Jadi, tidak hanya sekedar melihat tetapi juga merasakan apa yang terjadi.
Baca Juga
Dia juga menceritakan dalam perjalanan karirnya dia sempat memegang salah satu cabang. Sebagai kepala cabang dia harus berkompetisi dengan cabang lainnya untuk berada di peringkat teratas.
"Dulu kan saya juga memegang branch. Saya harus kompetisi dengan branch lain to climb up the ranking, di depo atau pool itu ada rankingnya,” tuturnya.
Ketika menjadi kepala cabang, dia juga menceritakan pengalaman dari para sepupunya yang memiliki posisi lebih tinggi. Dia menyebut para sepupu cenderung memberikan pertanyaan “kejam” seputar kinerja yang telah dilakukannya.
Namun, dia menilai sudah wajar bagi anggota keluarga untuk terus mempertanyakan seputar kinerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga masih peduli dengan dirinya.
Menurut Adrianto, hal yang sangat baik untuk mendapatkan peringatan ekstra khususnya dari pihak keluarga. Menurutnya, seseorang tidak bisa menjadi pemimpin pasar kalau tidak pernah mendengarkan saran dan kritik.
Adrianto juga belajar untuk mendengarkan seluruh masukan baik yang positif maupun negatif. Dari masukan tersebut dia akan mengulas ulang apakah kinerjanya sudah sejalan dengan dengan para pemangku kepentingan maupun keluarganya sendiri.
“Saya pikir dengan noise apapun itu baik negatif dan positif saya belajar untuk mendengar dan mereview ulang apakah kita sudah align dengan keseluruhan. Bukan hanya dengan eksekutif tapi juga dengan stakeholder ataupun keluarga,” tuturnya.