Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pertambangan dan penghiliran nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel menargetkan pendapatan pada 2023 dapat tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan 2022. Kenaikan bakal didukung oleh kenaikan produksi feronikel dan bijih nikel laterit untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Presiden Direktur Trimegah Bangun Persada Roy Armand Arfandy mengemukakan kapasitas produksi feronikel NCKL pada 2022 mencapai 25.000 ton. Volume ini ditargetkan naik menjadi 100.000 ton seiring dengan penyelesaian konstruksi ekspansi dengan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO).
“Sedangkan untuk Mixed Hydroxide Precipitate yang berasal dari pabrik pembuatan bahan baku baterai Kendaraan listrik akan naik dari 40.000 ton pada 2022 menjadi 60.000 ton pada 2023 mulai Mei ini,” kata Roy dalam konferensi pers, Jumat (17/3/2023).
Direktur Trimegah Bangun Persada Suparsin Darmo Liwan pada kesempatan yang sama menambahkan bahwa kenaikan produksi ini akan diikuti dengan kenaikan pendapatan. Dia mengestimasi pendapatan bisa naik setidaknya dua kali lipat dibandingkan dengan 2022.
“Kami menggambarkan dengan angka minimal pendapatan naik dua kali lipat daripada 2022. Namun kembali lagi tergantung dengan harga nikel di pasar karena volatilitas cukup tinggi,” kata Suparsin.
NCKL membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp9,04 triliun selama periode Januari hingga November 2022. Angka itu naik 17,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. NCKL juga mencatat pendapatan lain sebesar Rp231,30 miliar, meningkat 255,82 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp65 miliar.
Baca Juga
Di tengah kenaikan pendapatan, NCKL melaporkan telah menekan beban penjualan, beban umum dan administrasi sebesar 9,05 persen dari Rp873,45 miliar pada Januari—November 2021 menjadi Rp794,43 miliar pada periode yang sama di 2022.
Adapun laba periode berjalan NCKL melesat 207,95 persen dari Rp1,39 triliun per November 2021 menjadi Rp4,30 triliun per 30 November 2022. Laba per saham ikut naik dari Rp23,16 per lembar saham menjadi Rp78,63.
Perusahaan nikel Grup Harita tersebut mengincar dana IPO sebesar US$650 juta atau sekitar Rp9,7 triliun. NCKL akan menggunakan 27,53 persen dari dana IPO untuk membayar utang. Kemudian 2,12 persen untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), 32,27 persen untuk setoran modal dan pinjaman ke entitas anak dan asosiasi, dan 38,08 persen untuk modal kerja.