Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel Grup Lippo pengelola jaringan Hypermart PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) berencana menggalang dana melalui pelaksanaan penerbitan saham baru dengan skema rights issue atau penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). MPPA mengincar modal tambahan dari aksi korporasi ini untuk membayar sebagian pokok utang dan modal kerja bisnis ritelnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi, MPPA berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 8 miliar saham dengan nilai nominal Rp50. MPPA belum mengumumkan harga pelaksanaan rights issue.
“Dana hasil PMHMETD ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok utang Perseroan dan modal kerja dalam rangka mendukung pelaksanaan strategi bisnis ritel offline dan online perseroan ke depan,” papar Manajemen MPPA, Selasa (14/3/2023).
Sebelum rights issue, PT Multipolar Tbk. (MLPL) merupakan pengendali MPPA dengan kepemilikan mayoritas sebanyak 3,32 miliar atau setara 39,23 persen. Selanjutnya terdapat BNYM Re Consilium Frontier Equity Fund dengan kepemilikan 634,38 juta atau 7,48 persen.
Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga mengempit saham MPPA dengan kepemilikan sebanyak 507,14 juta atau 5,98 persen. Sementara itu masyarakat dengan kepemilikan di bawah 5 persen sebanyak 4,01 miliar atau setara 47,31 persen.
Manajemen MPPA menambahkan bahwa pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan sesuai dengan porsinya akan mengalami dilusi maksimum sebesar 48,55 persen.
Baca Juga
Mereka belum memperinci apakah akan ada pembeli siaga dalam aksi rights issue ini. Namun pelaksanaan rights issue akan dimintai persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar pada 19 April 2023.
Sebagai gambaran, saham MPPA parkir di level Rp91 pada Selasa (14/3/2023). Apabila dikalkulasi dengan harga pasar saat ini, MPPA berpotensi meraup dana sekitar Rp728 miliar.