Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis SVB Bikin Geger, Waktunya Serok Saham Bank & Teknologi?

Katalis utama bagi saham-saham sektor perbankan dan teknologi masih berasal dari laju suku Bunga The Fed, yang akan ditentukan pada rapat 21-22 Maret 2023. 
Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kolapsnya Silicon Valley Bank di Amerika Serikat (AS) disebut hanya memberikan kepanikan sementara di sektor perbankan dan teknologi. Secara fundamental, sektor bank Indonesia masih cukup baik.

Equity Analyst NH Korindo Leonardo Lijuwardi menilai dampak kejatuhan SVB tidak signifikan dan tidak sistemik terhadap Indonesia.

"Dalam jangka pendek memang akan ada kepanikan secara psikologis atau panic selling terhadap saham-saham yang memiliki eksposur terhadap sektor tersebut. Jika dalam jangka menengah, seharusnya sentimen ini tidak memiliki dampak bagi sektor finansial di Indonesia serta tidak semasif kasus Lehman Brothers pada 2008 terdahulu," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/3/2023).

Adapun, pemerintah AS juga sudah turun tangan dan bergerak cepat untuk mengatasi masalah ini. Untuk perbankan dan finansial, terutama untuk bank-bank besar di Indonesia tidak begitu berdampak. Alasannya, model bisnis dari perbankan tersebut sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan SVB dan Signature Bank. 

Perbankan Indonesia terutama big banks dalam pemberian utang juga cukup konservatif dan tidak terlalu menargetkan kreditur dengan profil risiko dan sektor bisnis yang memiliki risiko tinggi.

Lebih jauh, katalis utama bagi saham-saham sektor perbankan dan teknologi masih berasal dari laju suku Bunga The Fed, yang akan ditentukan pada rapat 21-22 Maret 2023. 

"Memang, dengan adanya sentimen SVB ini pelaku pasar cukup berharap bahwa ada probabilitas supaya dalam FOMC selanjutnya, The Fed semoga tidak menaikkan kembali suku bunga secara agresif dan lebih dovish. Hal ini merupakan salah satu katalis yang menurut saya cukup berpengaruh terhadap kedua sektor tersebut," katanya.

Adapun katalis lain yang bisa berpengaruh bagi sektor teknologi serta indeksnya adalah kembali ke fundamental masing-masing perusahaannya, yaitu jalan untuk menuju profitabilitas serta efisiensi dari perusahaan di sektor tersebut. 

"Seperti yang kita bisa lihat bersama untuk regional Asia Tenggara di kuartal IV/2023 untuk Sea Limited sudah mulai menunjukkan profitabilitas, dan semoga ini menjadi katalis positif yang bisa memicu emiten-emiten lain di Indonesia untuk mencapai profitabilitasnya," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper