Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan 14 dari 29 perusahaan dalam daftar antrean penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) merupakan perusahaan beraset besar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 10 Maret 2023, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
"Dari 29 calon perusahaan tercatat tersebut, dua perusahaan aset sekala kecil, 13 perusahaan aset skala menengah, dan 14 perusahaan aset skala besar," kata Nyoman, Jumat (11/3/2022).
Namun, BEI tidak menyebutkan berapa perkiraan emisi 29 calon perusahaan tercatat tersebut. Nyoman mengatakan dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, sebanyak 6 perusahaan berasal dari sektor consumer cyclicals yang merupakan sektor dengan jumlah calon perusahaan tercatat terbanyak kali ini.
Lalu, sektor basic materials, technology, transportation dan logistic masing-masing 5 perusahaan. Sementara itu, 2 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, 1 perusahaan sektor jasa kesehatan, serta 3 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals.
Kemudian 2 perusahaan dari sektor finansial, 2 perusahaan dari sektor properti dan real setat, dan satu perusahaan dari sektor infrastructure.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, beberapa perusahaan besar di Indonesia dikabarkan akan melakukan IPO pada tahun ini seperti Merdeka Battery Materials, Amman Mineral Nusa Tenggara, dan anak usaha Harita Group, Trimegah Bangun Persada. ketiga perusahaan dikabarkan akan melakukan IPO dengan nilai jumbo.
Nyoman Yetna mengatakan pihaknya tidak bisa menyebut nama emiten yang akan melantai di Bursa. Namun, dia menyebut terdapat perusahaan yang berkaitan dengan nikel yang telah ada dalam pipeline IPO BEI.
"Saya enggak boleh ngomongin nama. Tapi, yang berhubungan dengan mining nickel, electric vehicle, sudah ada di pipeline," kata Nyoman.
Menurutnya, BEI telah dalam tahap melakukan site visit terhadap perusahaan tersebut dan telah meminta penjelasan lebih lanjut kepada perusahaan.
"Kami menunggu, ada beberapa persetujuan dari ESDM juga kami mintakan," ujar Nyoman.