Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global anjlok yang mencerminkan pelemahan paling tajam sejak awal Januari 2023. Kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan parlemen AS mendorong berbagai harga komoditas turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April merosot US$2,88 atau 3,6 persen, menjadi US$77,58 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Selasa (7/3/2023) waktu setempat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei ambles US$2,89 atau 3,4 persen, menjadi ditutup pada US$83,29 per barel di London ICE Futures Exchange.
Mengutip Bloomberg, Rabu (8/3/2023), pesan Powell bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan, dan ke titik akhir yang lebih tinggi, mendukung kasus bearish di atas pembengkakan stok minyak AS dan target pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dari China.
Pesan Powell mematahkan reli lima hari untuk West Texas Intermediate dan mendorong minyak mentah di bawah rata-rata pergerakan 50 dan 100 hari.
"Jika Fed memutuskan bahwa mereka akan mencekik inflasi, dan dengan demikian mendongkrak suku bunga ke titik di mana menimbulkan rasa sakit di seluruh perekonomian, itu tidak baik untuk PDB," kata Stewart Glickman, wakil direktur penelitian ekuitas di CFRA Research.
Baca Juga
Menurutnya permintaan minyak berkorelasi dengan PDB, sehingga agresivitas The Fed pada akhirnya akan berdampak buruk bagi harga minyak.
Minyak mentah telah diperdagangkan di saluran sempit sepanjang tahun karena prospek permintaan China yang meningkat dan konsumsi AS yang lesu membuat harga terjebak di kisaran sempit.