Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jatuh Usai Powell Beri Sinyal Kerek Suku Bunga The Fed

Dolar dan imbal hasil obligasi AS naik sehingga membebani emas, yang turun sebanyak 1,8 persen.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas jatuh ke level terendah dalam seminggu setelah Jerome Powell mengatakan bahwa Federal Reserve siap meningkatkan laju suku bunga jika diperlukan.

Pada akhir perdagangan Selasa (7/3/2023), dolar dan imbal hasil obligasi AS naik sehingga membebani emas, yang turun sebanyak 1,8 persen atau pelemahan terbesar sejak 3 Februari.

Pasar swap sekarang menunjukkan pergeseran taruhan untuk pertemuan kebijakan The Fed berikutnya pada 22 Maret, dengan prediksi kenaikan suku bunga setengah poin, daripada pergerakan seperempat poin.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya dan siap untuk mempercepat laju kenaikan jika data ekonomi mendukung.

“Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell Selasa dalam kesaksian yang disiapkan di hadapan Komite Perbankan Senat, mengutip Bloomberg

Menurut Powell, jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, The Fed siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga.

Melawan tekanan dari kenaikan suku bunga, permintaan yang kuat dari bank sentral membantu menopang harga emas dalam beberapa bulan terakhir. Data pada Selasa menunjukkan China meningkatkan cadangan emasnya untuk bulan keempat pada Februari, bergabung dengan negara-negara Asia lainnya dalam meningkatkan kepemilikan karena melemahnya dolar. Turki juga menjadi pembeli utama akhir-akhir ini.

"Untuk tahun 2023, kita perlu mempertimbangkan faktor makro dan sisi permintaan, tetapi garis tren baru menunjukkan emas kemungkinan akan lebih reaktif terhadap perubahan imbal hasil dibandingkan tahun 2022," kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan.

Tim analis Morgan Stanley menilai pembelian emas oleh para bank sentral mungkin melambat, tetapi permintaan perhiasan dan teknologi dapat meningkat dari pembukaan kembali ekonomi China.

Emas spot terpantau turun 1,7 persen menjadi US$1.815,10 per ounce pada pukul 15:02 di New York. Bullion untuk pengiriman April turun 1,9 persen menjadi US$1.820 di Comex. Adapun Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 1 persen. Harga perak, platinum, dan paladium semuanya jatuh pada Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper