Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) kembali turun 2,89 persen ke level Rp2.690 pada perdagangan sesi I, Selasa (7/3/2023). Adapun dalam sebulan terakhir saham bak digital itu telah terkoreksi 22,48 persen.
Dalam risetnya Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi menyatakan dalam tren bearish saham ARTO terdapat pelaku pasar yang mengambil kesempatan saat valuasinya tengah diobral. Dia optimistis tinggal menunggu momentum investor menyambut prospek fundamental ARTO yang solid.
“Kami melihat manuver bisnis Bank Jago melalui penguatan ekosistem pembiayaan lewat GOTO dan BFIN. Kredit masih dapat tumbuh signifikan, kualitas aset diharapkan membaik dan kondisi pencadangan mencukupi,” ungkapnya, Selasa (7/3/2023).
Saat ini emiten terafiliasi GOTO itu sudah melakukan kolaborasi dalam pembukaan rekening via aplikasi gojek, pembayaran QRIS dengan sumber dana rekening Jago, dan integrasi Jago dengan GoBiz. Tirta menilai ke depan ada banyak potensi kerja sama yang bisa dikembangkan lebih lanjut dengan ekosistem GOTO, baik di segmen e-commerce, on demand services, maupun finansial.
Adapun Tim riset BNI Sekuritas memilih ARTO sebagai pilihan utama dalam saham bank digital karena saat ini valuasi Bank Jago terlihat lebih masuk akal dengan PBV 4,1 kali dalam setahun ke depan dibandingkan dengn kompetitor global Nubank sebesar 4,4 kali dan Kakao Bank sebesar 2 kali.
“Selama puncaknya, Jago diperdagangkan dengan premi 341 persen ke Nubank. Premi ini dulu karena kegembiraan investor seputar digitalisasi yang menguntungkan di Indonesia, komposisi manajemen dan pemegang saham Jago yang kuat. Kami percaya faktor-faktor ini tetap tidak berubah, dan kami masih melihat potensi Jago untuk dikapitalisasi dalam perjalanan digitalisasi Indonesia,” sebut tim.
Baca Juga
Mereka mengacu pada saham bank digital di Brasil dan Korea yang diperdagangkan dengan premi 391 persen ke bank konvensional besar, sedangkan ARTO dengan premi 36 persen dibandingkan dengan empat bank besar.
Selain itu, manajemen Jago juga membidik peningkatan kredit minimal 50 persen YoY. Dalam skenario bullish, pertumbuhan pinjaman bisa naik ganda yoy. Pasalnya, ARTO memiliki dua mesin pinjaman baru pada tahun 2023 via BFIN melalui pembiayaan bersama dan GoTo Financial (GTF).
“Kami mengharapkan pertumbuhan pinjaman di GTF untuk dipercepat di semester II ini karena manajemen bertujuan untuk meningkatkan take-rate, dengan take-rate tertinggi diharapkan berasal dari produk pinjaman. Sementara itu, BFIN memiliki rekam jejak yang kuat, dengan penyaluran pinjaman mencapai rekor tertinggi sebesar Rp6,4 triliun pada kuartal IV/2022 dan pertumbuhan piutang 2022 sebesar 41 persen yoy,” sebut tim.
Adapun jumlah pemegang saham bank berkode ARTO itu per akhir Februari 2023 mencapai 45.066 atau naik 7,12 persen dibandingkan posisi Januari 2023. Bila dibandingkan posisi Februari 2022, jumlah pemegang saham Bank Jago melonjak 84,52 persen.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.