Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Meroket, Cek Rekomendasi Beli atau Jual Saham Batu Bara Boy Thohir

Saham ADRO dan ADMR dinilai masih layak dikoleksi melihat kinerja keuangannya yang positif sepanjang 2022.
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara milik Garibaldi "Boy" Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan anak usahanya PT Adaro Minerals Indonesia (ADMR) menorehkan pertumbuhan laba cemerlang sepanjang 2022. Analis pun optimistis harga sahamnya masih akan bertumbuh dan memberikan rekomendasi beli. 

Berdasarkan catatan Bisnis, emiten tambang batu bara milik Boy Thohir PT Adaro Energy Indonesia Tbk. pada 2022 mencatatkan rekor laba tertinggi. Laba inti ADRO sepanjang 2022 naik 140 persen menjadi US$3,01 miliar dari US$1,25 miliar pada tahun sebelumnya. Adapun, total laba bersih mencapai US$2,83 miliar, setara Rp43,23 triliun, atau naik 175 persen secara tahunan.

Bahkan ADRO juga mencatat rekor tertinggi pendapatan sebesar US$8,10 miliar setara Rp123,74 triliun (kurs Rp15.273) sepanjang 2022, atau naik 103 persen dari US$3,99 miliar pada akhir 2021. Kinerja emiten batu bara ini ditopang oleh kenaikan harga batu bara mencapai puncaknya pada 2022. 

Sebagai catatan, Garibaldi Thohir merupakan pemegang saham terbesar ADRO dengan kepemilikan mencapai 14,04 miliar lembar atau 43,91 persen. Adapun, pada akhir perdagangan Senin (6/6/2023) harga saham ADRO ditutup merah, turun 3,64 persen ke 2.910. 

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo mengatakan bahwa capaian kinerja kedua emiten tersebut secara umum sesuai dengan ekspektasi di mana pendapatannya diperkirakan bertumbuh hingga 102,3 persen dan laba bersih tumbuh 108 persen.

"Kami memberikan rekomendasi beli untuk saham ADRO dengan target harga yang direvisi menjadi Rp4.300, dari sebelumnya Rp5.100.  Kami masih memilih ADRO menjadi top picks di sektor batu bara karena memiliki cadangan dan masa tambang yang panjang, diversifikasi usaha, dan tambang terintegrasi sistem serta hasil dividen 2023-2024 yang menarik sekitar 11,1 dan 8,4 persen," jelas Thomas dalam riset, Senin (6/3/2023).  

Senada, Analis Aldiracita Sekuritas Indonesia Thimothy Gracianov juga memberikan rekomendasi beli untuk saham ADRO, melihat tingginya target volume produksi batu bara ADRO ke depan. Sebelumnya, Manajemen Adaro menyebutkan target produksi batu bara tahun ini mencapai 63,8 juta ton, atau nak 1,4 persen dari tahun lalu. 

"Kami memperbarui rekomendasi kami dari Hold menjadi Buy dengan target harga tetap di Rp3.500 melihat kinerja kuartal IV/2022 yang di atas ekspektasi dan kemungkinan produksi yang makin meningkat tahun ini. Kami juga melihat adanya katalis positif dari smelter aluminium," ungkap Timothy.   

Selanjutnya, anak usaha ADRO, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) juga mencetak lonjakan pendapatan dan laba dengan mencatatkan pendapatan US$908,14 juta pada 2022 atau setara Rp14,18 triliun (estimasi kurs Rp15.625 per dolar AS). Pendapatan ADMR naik 97,34 persen dari sebelumnya US$460,17 juta.

Perusahaan yang 68,54 persen sahamnya digenggam ADRO ini juga membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$332,21 juta atau setara Rp5,19 triliun. Laba bersih ADMR naik 114,17 persen dari US$155,11 juta pada 2021.

Laba Bersih ADMR Belum Sesuai Ekspektasi

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo mengatakan capaian ADMR dari sisi pendapatan masih sejalan dengan perkiraan analis. Namun, dari sisi laba bersih dan laba operasional masih belum sesuai ekspektasi. 

"Laba operasional perseroan naik sebesar 113,3 persen pada 2022 menjadi US$460,3 miliar, jumlah ini masih 85 persen dari perkiraan kami dan berada di bawah ekspektasi kami untuk 2022," jelasnya. 

Dengan kinerja ADMR tahun lalu, Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi 'Buy' untuk saham ADMR dengan target harga lebih rendah di Rp2.300 per saham. 

"Kami menurunkan valuasi EV/EBITDA 2023 kami untuk bisnis batu bara metalurgi ADMR menjadi US$3,9 miliar dari sebelumnya US$4,9 miliar. Selain itu, mempertimbangkan proyek aluminium ramah lingkungan, kami menurunkan valuasi SOTP menjadi US$6,4 miliar, yang berarti target harganya menjadi lebih rendah menjadi Rp2.298 atau dibulatkan menjadi Rp2.300 per saham," ungkapnya.

Adapun, risiko yang mungkin dihadapi di antaranya kemungkinan penurunan volatilitas harga batu bara dan aluminium, penundaan proyek aluminium, perubahan peraturan pemerintah, dan biaya tunai proyek aluminium yang lebih tinggi dari perkiraan.

Harga saham ADMR sendiri pada penutupan perdagangan Senin (6/3/2023) tercatat turun 0,39 persen atau 5 poin ke Rp1.275. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper