Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Menghindari Jebakan Dividen buat Investor Pemula

Agar tak terjebak dividend trap alias jebakan dividen, investor bisa mencermati rekam historis dan yield dividend suatu emiten.
Ilustrasi investor melakukan transaksi pembelian saham/Freepik.
Ilustrasi investor melakukan transaksi pembelian saham/Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA - Satu per satu emiten yang telah merilis kinerja keuangan tahunan mulai menyuarakan komitmennya untuk membagikan dividen. Namun, situasi menggiurkan ini juga penting diwaspadai oleh investor agar tidak hanyut dalam jebakan dividen alias dividend trap.  

Dividend trap sendiri merupakan situasi ketika harga saham suatu emiten turun karena pembagian dividen. Seringkali, kondisi semacam ini bikin harga saham akan jatuh pada tanggal ex-date dividend, sehingga investor kesulitan untuk melakukan profit taking.

Menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih, ada beberapa poin penting untuk menghindari dividend trap.

Namun, poin yang disebutnya penting adalah mempelajari rekam historis riwayat suatu emiten dalam membagi dividen dari tahun ke tahun. Penting bagi investor untuk melihat apakah dividen dan yield yang ditawarkan tahun ini sepadan dengan tren perusahaan yang sama tahun sebelumnya.

"Investor yang telah mengamati ciri-ciri tersebut seharusnya telah mengakumulasi dari beberapa hari sebelum RUPS, sehingga yield dividen yang di dapatkan akan lebih besar," tulis Ratih dalam risetnya, dikutip Minggu (5/3/2023). 

Melihat kinerja keuangan emiten yang telah dirilis, sektor keuangan khususnya bank berkapitalisasi besar diramal bakal membagikan dividen dengan rasio pembayaran (divident payout ratio/DPR) yang tinggi. Ini sejalan dengan laba bersih beberapa bank, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI), hingga PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menyentuh rekor tertinggi. 

Selain sektor keuangan, sektor energi juga berpotensi memberikan Dividend per Shares (DPS) yang tinggi seiring dengan kinerja keuangan cemerlang di tahun 2022.

"Emiten di sektor batu bara juga diproyeksikan memberikan DPS yang tinggi sejalan dengan kinerja memukau di tahun 2022. Hal tersebut tercermin dari harga ASP batu bara yang naik signifikan seiring dengan kenaikan harga komoditas batu bara global," papar Ratih.

PT United Tractors Tbk (UNTR) misalnya, mengusulkan pemberian dividen final sebesar Rp6.185 per saham pada RUPST April 2023 mendatang.

Sebelumnya UNTR membagikan dividen interim sebesar Rp818 per saham di tahun 2022. Alhasil, total dividen final untuk tahun 2022 sebesar Rp7.003 per saham, jauh lebih tinggi dari DPS di tahun 2021 sebesar Rp1.240 per saham. 


---

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper