Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Politik dan Ekonomi Indonesia Terstabil di Dunia! Ini Buktinya

Menko Airlangga menyebut politik dan ekonomi Indonesia merupakan yang terstabil di dunia.
Menko Airlangga Hartarto/ Dok. ekon.go.id
Menko Airlangga Hartarto/ Dok. ekon.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekonomi dan politik paling stabil di dunia.

Dari sisi ekonomi, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2022, yang didorong oleh konsumsi dan ekspor yang kuat, serta investasi yang berjalan baik.

Selain ekonomi yang tumbuh positif di tengah tantangan global, Indonesia juga menjadi mesin ekonomi utama di Asia Tenggara yang melingkupi 40 persen populasi Asia Tenggara dan 35 persen dari PDB Asia Tenggara.

Hal ini disampaikannya dalam pertemuan Round Table Discussion : Indonesia & Australia Trade and Investment Initiative yang diselenggarakan oleh BDO Indonesia.

“Akses ke Indonesia berarti masuk di salah satu kawasan paling stabil secara politik dan ekonomi di dunia,” katanya dikutip melalui keterangan resmi, Sabtu (4/3/2023).

Menurutnya, para investor harus mempertimbangkan Indonesia sebagai pasar, basis produksi, dan pusat ekspor.

Pada pertemuan Indonesia-Australia tersebut, Airlangga menegaskan bahwa Pemerintah optimistis tetapi tetap waspada menyikapi prospek perekonomian apda 2023.

Berbagai kebijakan diterapkan mulai dari pemberhentian kebijakan PPKM yang diharapkan dapat mendorong mobilitas masyarakat dan bergeraknya roda perekonomian, hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, hingga reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja yang ditujukan untuk memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha.

Sementara terkait implementasi perizinan usaha berbasis risiko melalui Online Single Submission, pemerintah mencatat lebih dari 3,3 juta Nomor Induk Usaha baru telah diterbitkan.

“Kami telah menyiapkan daftar prioritas investasi. Investor yang berinvestasi di industri prioritas berhak mendapatkan insentif fiskal dan nonfiskal. Selanjutnya, kami terus mengoptimalkan Indonesia Investment Authority [INA] sebagai alternatif pembiayaan pembangunan ekonomi,” katanya.

Airlangga juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia tengah mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Indonesia sendiri merupakan produsen utama bijih nikel yang merupakan komponen inti baterai, sedangkan Australia merupakan mitra penting bagi Indonesia sebagai pemasok utama lithium yang merupakan komponen utama baterai listrik.

“Kami berharap kemitraan kita [Indonesia-Australia] dapat meningkatkan daya saing negara kita,” tutur Airlangga.

Sebagai informasi, pada 2022, investasi Australia di Indonesia menyumbang sekitar US$524 juta yang berperan penting dalam menciptakan industri dan lapangan kerja. Sementara itu, total perdagangan Indonesia-Australia pada 2022 mencapai US$13,3 miliar atau tumbuh 9,1 persen selama lima tahun terakhir.

Airlangga menambahkan, untuk memperluas akses pasar, Indonesia akan melanjutkan kerja sama perdagangan melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA).

Kemitraan ini diharapkan meningkatkan nilai perdagangan kedua negara. Selain itu, pada tahun 2022, Indonesia dan 14 negara lainnya, termasuk Australia, berkolaborasi melalui forum Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) for Prosperity yang berfokus pada trade, supply chain, clean economy, and fair economy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper