Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global melonjak pada akhir perdagangan Selasa (28/2/2023) waktu New York, Amerika Serikat. Namun, laju minyak selama Februari 2023 mengalami tren pelemahan.
Mengutip Bloomberg, Rabu (1/3/2023), pelemahan pada Februari 2023 menandakan penurunan harga minyak pada bulan kedelapan dari sembilan bulan terakhir akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi terus meredam sentimen pasar. Minyak juga mencatat penurunan bulanan keempat secara beruntun.
Meskipun mengalami pelemahan harga secara bulanan, pasokan minyak mentah menunjukkan tanda-tanda pengetatan karena sanksi terhadap Rusia mempersulit pembelian untuk beberapa pembeli minyak mentah yang masih tersisa.
Polandia mengumumkan akan menghentikan pembelian minyak Rusia pada Februari dan Maret 2022, sementara perusahaan kilang di India menghadapi tuntutan yang lebih berat dari pemodal yang khawatir akan pelanggaran sanksi.
Minyak mentah telah berjuang untuk menemukan arah pada Februari, diperdagangkan dalam kisaran bulanan terkecil sejak Juli 2021. Di tengah pesimisme dari kenaikan suku bunga, paruh tahun 2023 diproyeksikan terlihat jauh lebih baik untuk kenaikan minyak.
Proyeksi yang lebih baik merupakan tanda pemulihan energi di China sebagai importir minyak mentah terbesar di dunia, dan pengurangan produksi dari Moskow karena sanksi Barat diperketat.
Baca Juga
Spread untuk minyak WTI, yakni perbedaan antara dua kontrak terdekat, menyempit lebih dari 15 sen pada Februari menjadi 13 sen, menunjukkan pasokan yang lebih ketat di minggu-minggu mendatang.
Adapun harga West Texas Intermediate naik lebih dari 2 persen pada akhir perdagangaan Selasa, menutup kerugian sesi sebelumnya. Namun WTI berbalik arah pada 06.00 AM, Rabu (1/3/2023), dengan melemah 0,44 persen atau 0,34 poin ke US$76,71 per barel.