Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini diramaikan oleh penerbitan efek dari dua perusahaan BUMN dengan nilai emisi triliunan. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) ikut ambil bagian.
Berdasarkan laporan BEI, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Sarana Multigriya Finansial Tahap IV Tahun 2023 dengan nilai nominal Rp2 triliun. Obligasi dengan jangka waktu lima tahun itu resmi dicatatkan di BEI pada Kamis (23/2/2023).
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi tersebut adalah idAAA (Triple A). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini.
Dengan pencatatan obligasi Sarana Multigriya Finansial, maka total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2023 adalah 12 emisi dari 11 emiten senilai Rp12,48 triliun.
“Maka sampai dengan saat ini total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 516 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp455,03 triliun dan US$47,5 juta yang diterbitkan oleh 126 emiten,” tulis Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono dalam siaran pers yang dikutip Sabtu (25/2/2023).
Adapun Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI sejauh ini berjumlah 189 seri dengan nilai nominal Rp5.425,54 triliun dan US$452,11 juta. Sementara itu, Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 8 emisi senilai Rp3,30 triliun.
Baca Juga
Kemudian pada Jumat (24/2/2023), pembukaan perdagangan BEI diramaikan dengan pencatatan perdana saham atau IPO dari anak usaha PT Pertamina (Persero), yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO).
PGEO menerbitkan 10,35 miliar saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Saham ditawarkan dengan harga Rp875 sehingga berhasil meraih dana sebesar Rp9,056 triliun.
PGEO menjadi perusahaan tercatat ke-19 di BEI pada 2023 dan sahamnya dicatatkan dalam papan utama BEI. Pada penutupan hari pertama perdagangannya, PGEO ditutup stagnan dan sempat melemah ke level Rp815.
Selama pekan 20—24 Februari 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,57 persen ke level 6.856,57 dari 6.895,71 pada penutupan pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar bursa ikut mengalami penurunan 0,01 persen dari Rp9.503,09 triliun menjadi Rp9.501,89 triliun.