Bisnis.com, JAKARTA — Prospek anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), masih menarik untuk dicermati setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (24/2/2023).
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan emiten yang bergerak di sektor energi terbarukan atau clean energy memiliki prospek yang bagus jika melihat komitmen Indonesia dan global untuk substitusi energi fossil (net zero emission/NZE)). Menurutnya, dalam dua tahun terakhir, secara global terjadi peningkatan signifikan atas investasi private equity ke sektor ini.
Alfred menyebut hal ini menunjukkan minat atau prospek yang tinggi terhadap sektor energi baru terbarukan (EBT).
"Seberapa cepat peralihan energi fosil ini yang menjadi katalis utama bagi PGEO terkhusus di Indonesia dan Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber kekayaan panas bumi yang besar, dengan status PGEO sebagai anak usaha Pertamina akan menjadi value bagi PGEO," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (24/2/2023).
Alfred menjelaskan, pandemi Covid-19 telah membuat peralihan tersebut tertunda. Begitu juga perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga energi sehingga penggunaan energi fosil seperti batu baru kembali meningkat.
Kondisi ini, lanjut ini, menjadi pertimbangan jika proses peralihan energi tersebut bisa berjalan lebih panjang dan ini akan mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi sektor energi terbarukan.
Alfred menyebut faktor lainnya adalah status anak usaha BUMN. Bagi emiten seperti PGEO, tarif listrik average selling price menjadi faktor utama dalam pertumbuhan ke depan atau pembentukan nilai perusahaan.
"Dalam penentuan tarif bagi afiliasi pemerintah atau BUMN, kita bisa melihat kejadian yang terjadi pada BUMN PGAS atau JSMR ketika penurunan tarif atau penundaan kenaikan tarif bisa terjadi atas nama kebijakan Pemerintah. Hal ini menjadi faktor resiko yang besar bagi prospek emitennya,” jelasnya.
Alfred menuturkan hal-hal tersebut menjadi faktor yang akan diperhitungkan pasar terhadap PGEO meskipun secara prospek PGEO berada dalam sektor yang sangat bagus. Adapun, menurutnya terdapat tiga peluang yang menanti kinerja PGEO.
Pertama, sumber daya panas bumi Indonesia. Kedua, potensi pertumbuhan tinggi karena pemain geothermal di Indonesia masih sangat sedikit. Ketiga, target pencapaian NZE.
Di sisi lain, Alfred melihat tantangan bagi PEGO akan datang dari bisnis perseroan yang merupakan bisnis capital intensif. Artinya, dibutuhkan kemampuan PGEO dalam mengamankan pendanaan.
Baca Juga
Alfred menilai langkah IPO merupakan langkah awal bagi PGEO untuk menambah akses pendanaan bagi ekspansi bisnis mereka kedepan. Tantangan lain bagi PGEO menurutnya datang dari teknologi, khususnya terhadap faktor efisiensi operasional dan pembentukan harga listrik geothermal, dan pengenalan industri energi terbarukan atau clean energy, termasuk hal yang baru bagi pasar Indonesia.
Dengan demikian, pihaknya meyakini pendalaman pemahaman akan meningkatkan minat pasar, khususnya investor domestik.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.