Bisnis.com, JAKARTA – PT RHB Sekuritas Indonesia menargetkan penerbitan Waran Terstruktur (Structured Warrant/WT) sebanyak 30 seri hingga kuartal I/2023. Selain itu, rata-rata transaksi juga ditargetkan mencapai Rp300 miliar setiap bulan.
Head of Sales & Marketing Equity Derivative RHB Sekuritas Steinly Atmanagara target total nilai transaksi waran terstrukstur sebesar Rp3,6 triliun di 2023 atau mencapai 0,1 hingga 0,2 persen dari total transaksi bursa tahun ini dengan 30 underlying dari IDX30.
“Misal turnover bursa di 2022 kan Rp3.617 triliun. Maka target kami 0,1 persen - 0,2 persen nya sekitar Rp3,6 triliun,” jelasnya di Kantor RHB Sekuritas, Rabu (22/2/2023).
Saat ini, perbandingan pasar waran terstruktur dengan waran korporasi sangat jauh. Sebanyak 98 persen pasar waran dikuasai oleh waran korporasi dan hanya sekitar dua persen saja yang diisi oleh waran terstruktur.
Hal ini yang menjadikan prospek penerbitan waran terstruktur sangat terbuka.
“Prospek masih bagus, baru 2 persen,” katanya.
Baca Juga
Melansir data Bursa Efek Indonesia, RHB Sekuritas mencatatkan total transaksi dengan 13 seri WT sebanyak Rp194 miliar sejak September 2022. Jika dibandingkan dengan turnover bursa tahun 2022, maka persentase waran terstruktur hanya mencapai 0,01 persen.
Sementara itu, untuk transaksi Januari 2023, total transaksi mencapai Rp37,79 miliar dengan 15 seri WT.
Target yang disebutkan sebelumnya akan digenjot dengan penerbitan membidik investor yang lebih atratktif seperti Gen Z. Selain itu penerbitan waran dengan underlying yang sama juga akan dilakukan.
“Penerbitan selanjutnya ada dari underlying yang sudah pernah,” kata Steinly.
Penerbitan seri WT dengan underlying yang sudah ada mempertimbangkan jumlah WT yang masih tersedia dan perbandingan exercise price dengan harga pelaksanaan.
“Kalau barangnya habis dan peminatnya banyak kita pertimbangkan menerbitkan seri WT dengan underlying yang sama,” jelasnya.
Meski demikian, Steinly mengimbau investor dapat mulai masuk ke pasar WT ketika sudah elihat peluang saham underlyingnya akan meningkat. WT memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan investasi saham.
Risiko yang tinggi tetapi memiliki peluang keuntungan yang tinggi tentu akan cocok bagi investor jangka pendek.
“High risk, high return, bahkan cocok untuk scalper,” imbuhnya.