Bisnis.com, JAKARTA - Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Bursa terpangkas sejak awal tahun 2023, hingga saat ini yang sebesar Rp7,8 triliun pada penutupan perdagangan Selasa (21/2/2023). Turunnya RNTH ini turut membuat transaksi broker ikut lesu.
Presiden Direktur Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang menuturkan dari sisi transaksi broker, terjunnya RNTH turut memberikan dampak ke SF Sekuritas.
"Kami sendiri dari sisi transaksi brokerage memang ada sedikit dampak, tetapi tidak banyak," tutur Steffen, Selasa (21/2/2023).
Dia melanjutkan, dampak penurunan dari RNTH dapat diminimalkan SF Sekuritas karena selain broker, pihaknya juga memiliki sumber biaya lain yang berasal dari transaksi underwriting.
Adapun menurutnya RNTH yang menurun di Bursa lebih disebabkan oleh isu global yang membuat investor masih melakukan wait and see.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan turunnya RNTH di awal 2023 ini disebabkan oleh beberapa faktor yang memicu sikap wait and see dari pelaku pasar di awal tahun ini.
Baca Juga
Pertama, adalah belum adanya petunjuk yang jelas mengenai puncak suku bunga acuan The Fed. Mayoritas pelaku pasar meyakini masih ada 3 kali kenaikan The Fed Rate lagi di semester I/2023.
Dengan demikian, kenaikan suku bunga acuan BI juga diperkirakan masih akan terjadi di semester I/2023. Hal ini cenderung membayangi pergerakan saham-saham sensitif suku bunga seperti bank, otomotif, dan properti.
Faktor kedua menurut Valdy, adalah moderasi harga komoditas batu bara yang cukup signifikan di awal tahun 2023. Hal ini menekan harga saham-saham produsen batu bara yang merupakan salah satu mover utama IHSG pada 2022 lalu.