Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (16/2/2023) sementara itu, indeks dolar terpantau melemah 0,21 persen ke posisi 103.562.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,13 persen atau 20 poin ke posisi Rp15.186. Sementara itu, mata uang Asia Pasifik terpatau dibuka bervariasi.
Yen Jepang bergerak menguat sebesar 0,23 persen, Dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, Dolar Singapura menguat 0,10 persen dan Dolar Taiwan menguat 0,09 persen.
Won Korea menguat sebesar 0,09 persen, Peso Philiphina melemah 0,06 persen, Rupee India melemah 0,05 persen, Yuan China menguat 0,10 persen, Ringgit Malaysia melemah 0,35 persen dan Bath Thailand menguat 0,22 persen.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.190 - Rp15.240 per dolar AS.
Ibrahim menilai dolar AS hari ini mendapat dukungan di Asia setelah inflasi AS yang sangat tinggi, menunjukkan suku bunga akan tetap tinggi lebih lama dari yang diharapkan investor.
Baca Juga
Indeks harga konsumen AS naik 0,5 persen menjadi 6.4 persen pada Januari 2023, sebagian besar karena biaya sewa dan makanan yang lebih tinggi.
Itu sejalan dengan perkiraan, meskipun secara tahunan sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan dan menyebabkan perkiraan penurunan suku bunga menjelang akhir 2023 kemungkinan dibatalkan.
Pada Desember 2022, proyeksi anggota dewan Federal Reserve adalah puncak suku bunga sebesar 5,1 persen tahun ini, tetapi pelaku pasar memperkirakan suku bunga akan mencapai puncak di atas 5,2 persen.
Angka penjualan ritel AS juga akan dirilis dan akan mengukur bagaimana konsumen AS menanggung 450 basis poin kenaikan suku bunga Fed tahun lalu,” jelasnya dalam riset, dikutip Kamis (16/2/2023).
Dari sisi domestik, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada Januari 2023 mengalami surplus sebesar US$3,87 miliar atau setara dengan Rp58,9 triliun pada Januari 2023. Nilai ekspor Indonesia Januari 2023 mencapai US$22,31 miliar atau turun 6,36 persen dibanding ekspor Desember 2022.
Dibanding Januari 2022 nilai ekspor naik sebesar 16,37 persen, sedangkan nilai impor Indonesia Januari 2023 mencapai US$18,44 miliar, turun 7,15 persen dibandingkan Desember 2022 atau naik 1,27 persen dibandingkan Januari 2022. NPI surplus selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Namun, surplus neraca perdagangan Januari 2023 turun tipis dibandingkan dengan Desember 2023 yang mencapai US$3,89 miliar. Meski demikian, angka surplus itu lebih tinggi dibandingkan prediksi pelaku pasar yang memperkirakan sebesar US$ 3,35 miliar.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat 2022 tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal keempat 2022 tercatat sebesar US$396,8 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada kuartal IV/2022 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 6,7 persen (yoy).