Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dalam lima tahun terakhir tidak pernah absen membagikan dividen. Perseroan berpotensi ikut berkontribusi dalam pemecahan rekor dividen emiten BUMN tahun ini.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan pembagian dividen BUMN mencapai bisa mencapai Rp60 triliun lebih. Erick mengatakan BUMN dapat membagikan dividen melebihi target yang telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada 2023.
Adapun salah satu penyetor terbesar adalah PT Bukit Asam Tbk. (PTBA). Pasalnya, selama kurun lima tahun terakhir BUMN sektor tambang PT Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA) belum absen membagikan dividen. Pada 2022, PTBA membagikan dividen dengan besaran 100 persen dari laba bersih tahun buku 2021 senilai Rp7,9 triliun atau Rp688,51 per saham.
Sementara itu pada 2021, perseroan membagikan dividen sebesar Rp835 miliar. Rasio dividen tersebut mencapai 35 persen dari laba bersih tahun buku 2020 sebesar Rp2,4 triliun. Pembagian dividen tersebut merosot dibanding tahun sebelumnya.
Mundur setahun sebelumnya, pada 2020, perseroan membagikan dividen sebesar Rp3,65 triliun atau 90 persen dari total laba buku tahun 2019 yang sebesar Rp4,05 triliun.
Pada 2019 perseroan membagikan dividen sebesar Rp3,76 triliun atau 75 persen dari laba buku tahun 2018. Jumlah tersebut naik dari total dividen yang dibagikan perseroan pada 2018. Lalu, pada 2018 PTBA membagikan dividen sebesar Rp3,35 triliun atau 75 persen dari laba buku tahun 2017.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjanjikan pembagian dividen BUMN mencapai Rp60 triliun. Nilai tersebut melebihi target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp50 triliun. Dari 12 klaster yang dimiliki BUMN, sektor jasa keuangan menjadi yang paling tinggi kontribusinya.
Misalnya BRI yang mencetak laba di melebihi Rp50 triliun, kemudian BTN melampaui Rp3 triliun, BNI lebih dari Rp18 triliun, dan Bank Mandiri Rp44 triliun. Erick menyatakan BUMN dapat membagikan dividen melebihi target yang telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada 2023. Berdasarkan laporan keuangan unaudited, pendapatan BUMN bertumbuh dari Rp2.292 triliun menjadi Rp2.613 triliun.