Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat Fitch Rating menaikkan peringkat nasional jangka panjang PT Indosat Tbk. (ISAT) dan semua obligasi serta sukuk senior tanpa jaminan yang berdenominasi rupiah dari AA(idn), menjadi AA+(idn) dengan outlook stabil.
Fitch juga mengafirmasi peringkat default ratings mata uang asing dan mata uang lokal jangka panjang Indosat, dan kewajiban senior tanpa jaminan dalam mata uang asing dengan peringkat BBB-, dengan outlook stabil.
Fitch menjelaskan, afirmasi ini mencerminkan pandangan Fitch jika EBITDA net leverage Indosat akan dipertahankan pada 1,3 kali-1,4 kali. Fitch meyakini pertumbuhan EBITDA Indosat pada 2023-2024 akan didorong oleh peningkatan rata-rata per pengguna (ARPU), profitabilitas yang lebih baik dari skala yang lebih besar, dan inisiatif penghematan biaya.
Selain itu, Fitch memperkirakan pendapatan ISAT pada 2023 akan naik 8 persen menjadi Rp50,5 triliun, dari perkiraan Rp47 triliun pada 2022.
Peringkat Indosat ini menurut Fitch mencerminkan posisinya sebagai operator selular terbesar kedua di Indonesia, dengan pangsa pasar pendapatan sebesar 24 persen di kuartal III/2022, lebih tinggi dari PT XL Axiata Tbk. (EXCL) sebesar 16 persen.
"Kami berharap Indosat setidaknya dapat mempertahankan pangsa pasarnya, didukung oleh kualitas jaringan dan jangkauannya di Jawa, serta ekspansi yang berkelanjutan di luar Jawa," tulis Fitch, dikutip Selasa (14/2/2023).
Baca Juga
Fitch melanjutkan, operator dengan skala yang lebih besar memiliki posisi yang lebih baik untuk lelang spektrum 5G dan network roll-out. Dengan skala EBITDA yang lebih luas, memberikan Indosat ruang untuk memperoleh spektrum yang lebih besar.
Menurut Fitch, hal tersebut akan membantu ISAT mempertahankan keunggulan spektrumnya dibandingkan pesaing terdekatnya, EXCL.
