Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Bocorkan Pertamina Hulu Incar Dana IPO Rp9 Triliun, Kapan Listing?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan alasan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tak kunjung melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia periode 2022-2027 Mahendra Siregar didampingi para komisioner melantik sejumlah kepala departemen dan deputi komisioner baru, hari ini, Rabu (1/2/2023)/Istimewa.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia periode 2022-2027 Mahendra Siregar didampingi para komisioner melantik sejumlah kepala departemen dan deputi komisioner baru, hari ini, Rabu (1/2/2023)/Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan alasan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tak kunjung melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering alias IPO bukan karena dana incaran yang jumbo.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan alasan perseroan belum IPO karena masih ada dokumen yang perlu diperbaiki.

“Masih ada hal teknis atau dokumen yang perlu untuk diperbaiki,” kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).

Inarno mengungkapkan salah satu teknis yang diperbaiki adalah terkait laporan keuangan perseroan. Awalnya, kata Inarno PHE hendak menggunakan laporan keuangan hingga Juni 2022. Namun, PHE kemudian memutuskan untuk menggunakan laporan keuangan sampai Desember 2022. 

Lebih lanjut, Inarno mengungkapkan nilai emisi yang ditargetkan PHE dalam IPO-nya berkisar di antara Rp8 triliun hingga Rp9 triliun. “Tergantung dari appetite eksternal kisarannya sekitar Rp8 triliun atau Rp9 triliun untuk yang PHE,” kata Inarno.

Sebelumnya, anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) atau PGE, entitas usaha PT Pertamina (Persero), akan melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan target dana jumbo. Rencananya, sebagian besar dana IPO PGEO akan digunakan untuk pengembangan usaha sampai 2025.

Dalam prospektus IPO, PGEO menetapkan kisaran harga perdana Rp820-Rp945 per saham. PGE menawarkan sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham dengan nilai nominal Rp500 atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Oleh karena itu, PGEO dapat meraih dana IPO maksimal Rp9,78 triliun, dan serendah-rendahnya Rp8,48 triliun. Dengan dana tersebut, PGEO berencana untuk menggunakan 85 persen dana IPO untuk pengembangan usaha sampai 2025. Rinciannya, sekitar 55 persen akan digunakan sebagai capital ecpenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGEO saat ini, yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing PGEO.

Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lahendong, WKP Hululais, WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Gunung Way Panas, WKP Sungai Penuh, dan WKP Gunung Sibayak-Gunung Sinabung.

Lalu, sekitar 33 persen akan digunakan untuk capex pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGEO saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology, untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru. Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Hululais, WKP Gunung Way Panas, dan WKP Kamojang-Darajat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper