Bisnis.com, JAKARTA – Entitas anak PT Pertamina (Persero) yang bakal melantai di bursa, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) berkomitmen membagikan dividen dengan rasio 50 persen dari laba bersih. Pembagian dividen kepada pemegang saham akan mulai dilakukan tahun depan.
Direktur Keuangan PGEO Nelwin Aldriansyah mengatakan, PGEO akan membagikan dividen 50 persen mulai tahun buku 2023.
“Jadi investor yang masuk di IPO ini akan mendapat dividen yang dibayarkan pada 2024 dengan rasio 50 persen dari laba bersih,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023).
Namun, PGEO sendiri masih belum bisa menyampaikan target-target pendapatan dan laba bersih tahun ini. Kendati demikian, Perseroan optimistis bisa terus mencatatkan pertumbuhan kinerja dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Menilik dari kinerja sebelumnya, Pertamina Geothermal Energy mencatatkan pendapatan mencapai US$287 juta hingga akhir kuartal III/2022 atau tumbuh 3,9 persen year-on-year (yoy). Rapor pertumbuhan pendapatan ini melanjutkan tren positif kinerja top line PGE dalam tiga tahun terakhir atau pada rentang 2019 — 2021.
Tercatat, pendapatan tiap tahunnya yakni masing-masing US$328 juta pada 2019, US$354 juta pada 2020, dan US$369 juta pada 2021.
Baca Juga
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, PGEO membukukan kenaikan laba bersih signifikan 67,8 persen secara tahunan menjadi US$111 juta pada September 2022. Net profit margin (NPM) juga melesat dari 24 persen pada kuartal III/2021 menjadi 38,8 persen per akhir kuartal III/2022.
Kinerja solid PGE didukung kesepakatan kontrak jangka panjang atau rata-rata di atas 20 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai offtaker tunggal. Posisi ini sekaligus memastikan perolehan arus kas yang dapat diprediksi.
“PGE memiliki hubungan yang baik dan luas dengan PLN dan secara historis mampu menegosiasikan ulang tarif kontraktual yang ada dengan PLN,” jelas Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto.
Rekam jejak keuangan yang solid menjadi modal PGE untuk menangkap peluang industri panas bumi ke depan. Wood Mackenzie memperkirakan tambahan hingga 3,4 GW kapasitas geothermal dalam satu dekade ke depan.
Ahmad menambahkan komitmen besar PGE yang melekat kepada ESG juga sejalan dengan agenda dekarbonisasi nasional. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan peta jalan untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.