Bisnis.com, JAKARTA – Emiten multimedia milik Grup Emtek PT Surya Citra media Tbk. (SCMA) mempersiapkan sejumlah strategi untuk menangkap peluang iklan politik menuju pemilihan umum 2024.
Direktur Surya Citra Media Rusmiyati Djajaseputra menerangkan SCMA mempersiapkan berbagai program, khususnya dari divisi news sebagai rangkaian acara hingga dilaksanakannya pemilihan umum pada Februari 2024.
“Berkaitan dengan iklan, SCMA terbuka untuk semua partai politik karena kami merupakan stasiun televisi yang independen,” kata dia kepada Bisnis, Rabu (1/2/2023).
SCMA juga memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku di UU Penyiaran dan UU Pemilu dalam membuka peluang iklan politik. SCMA memperkirakan dampak yang ditimbulkan pemilu 2024 akan seperti yang terjadi pada 2019, yakni berpotensi mendorong peningkatan pendapatan perseroan.
“Namun tidak secara signifikan, hal ini dikarenakan kami membuka diri untuk menerima iklan dan pastinya akan menambah pendapatan SCMA secara keseluruhan,” lanjutnya.
Mengenai target pendapatan dari iklan politik, SCMA mengaku tidak memiliki target tertentu, sebab SCMA mengklaim momentum pemilu merupakan peluang untuk menjadikan masyarakat lebih melek mata atas rencana kerja dari para calon pemimpin negara menjelang pemilu 2024.
Baca Juga
“Sehingga bukan menjadi fokus target kami dengan mempergunakan momentum ini sebagai upaya mendongkrak pendapatan. Akan tetapi yang pasti kami akan lakukan yaitu membuat suatu rangkaian program supporting menuju hari pemilihan sebagai stasiun televisi yang terindependen di Indonesia,” lanjutnya.
Secara terpisah, Wakil direktur riset dan investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyebutkan prospek lebih cerah terlihat untuk emiten media pada semester II/2023. Kampanye partai politik erat kaitannya dengan media karena daya beli dan konsumsi akan lebih banyak terlihat.
“Biasanya di kuartal III gosip-gosip hangat politik sudah mulai beredar, kami melihat bahwa semester II menjadi harapan baru bagi industri media, baik SCMA maupun MNCN,” kata Nico kepada Bisnis, Rabu (1/2).
Nico Demus menyebutkan jika angka belanja iklan memiliki jumlah nilai yang cukup besar sehingga akan memberikan dampak signifkan bagi emiten media. Namun meskipun memiliki nilai besar, kata dia, belanja iklan akan sangat bergantung pada kondisi makro ekonomi saat ini.