Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) turut membidik investor Eropa hingga Amerika Serikat dalam penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO).
Direktur Keuangan PGEO Nelwin Aldriansyah mengatakan, IPO PGE menawarkan sesuai dengan skema 144A regulasi Amerika Serikat ke investor Eropa dan AS.
"Artinya kita bisa menjangkau investor sampai ke Eropa dan AS. Namun, pencatatannya hanya akan di satu bursa di Bursa Efek Indonesia," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (1/2/2023).
Sebelumnya, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan, investor strategis dari Timur Tengah juga akan ikut berpartisipasi dalam penawaran umum perdana saham atau IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), entitas usaha PT Pertamina (Persero).
Meski tidak secara spesifik menyebutkan entitas yang berpartisipasi dalam IPO PGEO, dia mengatakan bahwa keikutsertaan investor asing merupakan bagian dari Indonesia Investment Authority (INA). Mandiri Sekuritas sendiri merupakan penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO PGE.
“Iya ada investor besar yang akan berpartisipasi dalam IPO ini dan dari Timur Tengah salah satunya. Mereka dibawa oleh INA. INA juga akan berpartisipasi,” kata Oki, Rabu (1/2/2023).
Baca Juga
Dalam prospektus IPO, PGE menetapkan kisaran harga perdana Rp820-Rp945 per saham. PGEO menawarkan sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham dengan nilai nominal Rp500 atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Oleh karena itu, PGEO dapat meraih dana IPO maksimal Rp9,78 triliun, dan serendah-rendahnya Rp8,48 triliun.
Perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 1,50 persen setelah IPO atau sebanyak-banyaknya 630,39 juta saham saham untuk Program Opsi Pembelian Saham Kepada Manajemen dan Karyawan Perseroan (Management and Employee Stock Option Program).
PGEO berencana untuk menggunakan 85 persen dana IPO untuk pengembangan usaha sampai 2025. Perinciannya, sekitar 55 persen akan digunakan sebagai capital expenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGEO saat ini, yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi cogeneration technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing PGEO.
Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lahendong, WKP Hululais, WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Gunung Way Panas, WKP Sungai Penuh, dan WKP Gunung Sibayak-Gunung Sinabung.
Kemudian sekitar 33 persen akan digunakan untuk capex pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGEO saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi cogeneration technology, untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru.
Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Hululais, WKP Gunung Way Panas, dan WKP Kamojang-Darajat.
Kemudian sekitar 12 persen akan digunakan untuk capex atau investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation & maintenance excellence.
Adapun, sebesar 15 persen sisa dana hasil IPO atau sebanyak-banyaknya sampai US$100 juta akan digunakan untuk pembayaran sebagian facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara PGEO dengan mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebagai Facility Agent.