Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) tengah berancang-ancang melunasi obligasi mereka yang akan jatuh tempo pada tahun ini.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), terdapat Rp103,48 triliun obligasi korporasi yang jatuh tempo pada 2023. Adapun, Rp25 triliun di antaranya jatuh tempo pada kuartal I/2023. Kemudian, sektor perbankan menyumbang Rp8,63 triliun obligasi yang akan jatuh tempo pada awal tahun ini. Salah satu obligasi yang akan jatuh tempo itu datang dari BRI.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa BRI memiliki total obligasi yang jatuh tempo sebanyak Rp5,31 triliun dan US$500 juta. Sementara, total obligasi yang jatuh tempo pada semester I/2023 sebanyak Rp2,34 triliun.
"Atas obligasi yang jatuh tempo tersebut, BRI tidak berencana melunasi pokok obligasi dengan utang," kata Aestika kepada Bisnis pada Rabu (1/2/2023).
Terkait rencana penerbitan kembali obligasi tahun ini, Aestika mengatakan bahwa terdapat kebutuhan likuiditas melalui pendanaan yang bukan dari dana pihak ketiga (DPK). Namun, BRI akan fokus pada penerbitan instrumen yang berbasis environmental, social, and governance (ESG).
Salah satu instrumen berbasis ESG yang disasar oleh BRI adalah penerbitan obligasi hijau atau green bonds. Pada tahun lalu, BRI memang telah menerbitkan green bond senilai Rp5 triliun yang merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB). Total target dana yang akan dihimpun dari penerbitan green bond itu sebesar Rp15 triliun dan dilakukan bertahap selama 3 tahun, dari 2022 hingga 2024.
Baca Juga
Aestika mengatakan bahwa BRI masih melihat potensi pendanaan melalui green bond yang besar. "Hal ini tercermin dari penerbitan tahap pertama green bond pada tahun lalu yang mendapatkan kelebihan permintaan [oversubscribed] sebanyak 4,4 kali," kata Aestika.
Sementara, Bank BJB mempunyai obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun ini senilai Rp916,5 milliar. "Kami pun telah mempersiapkan dan memiliki likuiditas yang memadai untuk obligasi yang akan jatuh tempo tersebut, sehingga tidak ada kendala," ujar Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi.
Di sisi lain perseroan berencana untuk kembali menerbitkan obligasi tahun ini, dengan perkiraan nilai mencapai Rp1 trilliun. Selain kupon, pemenuhan rasio likuiditas juga menjadi pertimbangan dalam penerbitan obligasi pada tahun ini.